Morning Glory [Part 9]

Okey, ini kelanjutan ff MG dan kelihatannya semakin memanas, semakin ruwet dan semakin aneh. Mian ya klo ceritanya malah jadi ancur. T^T Enjoy it! Always remember >>> NO COPAS or DIE!!!

~Morning Glory~ [part 9]

Genre: Yuri (GirlxGirl), Romance, Comedy

Cast: Yuri & Jessica (YulSic), Taeyeon, Krystal

———

“SICA!!!”

Teriakan Yuri tidak menghentikan langkah kaki Jessica. Dia terus berlari meninggalkan Yuri yang frustasi seorang diri.

“Maafkan aku Yul…” isak Jessica.

Melihat orang yang dicintainya berlalu dari hadapannya, Yuri hanya bisa pasrah. Tubuhnya lemas dan kemudian dia pun terduduk meratapi nasibnya seorang diri.

“Mungkin ini karma bagiku…” Yuri tersenyum kecut dan mulai menangis hingga dia tidak menyadari kalau Taeyeon sudah berada di sampingnya.

“Yul.” ucap Taeyeon pelan.

“Taeng…” Yuri segera menoleh ke arah sahabatnya itu. “Dia menolakku…” lirihnya. Tak kuasa melihat kesedihan Yuri, Taeyeon langsung memeluknya.

“Tenanglah Yul.” Dia mencoba menenangkan Yuri sambil mengelus punggung gadis itu.

“Padahal aku mencintainya Taeng… Sangat mencintai… Dan aku tahu dia juga mencintaiku… Tapi kenapa…” Yuri tidak melanjutkan kata-katanya.

“Sudahlah, tenangkan dirimu…”

“Kau benar… Ini karma untukku!” Mendadak nada bicara Yuri meninggi dan segera melepaskan pelukkannya.

“Apa maksudmu Yul?!” ujar Taeyeon terkejut.

“Kau lupa? Kau sendiri yang mengatakannya padaku!”

“Tapi aku tidak bermaksud—”

“Cukup!” Yuri menundukkan kepalanya. Rasa penyesalan yang teramat berat kini dirasakan oleh Yuri. “Aku memang layak mendapatkannya…”

Taeyeon menarik nafasnya, tidak ada jalan lain kecuali menceritakan yang sebenarnya.

“Yuri dengarkan aku.” Sayang, gadis player itu mengacuhkannya dan sibuk menyalahkan dirinya sendiri. Ini membuat Taeyeon menjadi jengkel. “YAH! KWON YURI, DENGARKAN AKU!!!”

Akhirnya suara Taeyeon membuat Yuri tersadar dan terdiam.

“Yuri-ah, dengarkan aku…”

“…”

Taeyeon kembali menghembuskan nafasnya yang berat. Dia semakin tidak sanggup melihat Yuri terus menerus bersedih.

“Aku akan mengatakan sesuatu tapi berjanjilah padaku satu hal.”

“…”

Sekali lagi reaksi Yuri hanya diam dan membisu. Baru kali ini Taeyeon menyaksikan sahabatnya seperti itu.

“Tetaplah tegar Yul…”

Lalu Taeyeon pun mulai menceritakan semuanya, alasan Jessica menolak Yuri dan masalah yang tengah dihadapi ice princess itu. Awalnya Yuri tidak percaya hingga akhirnya dia tahu kalau Hyoyeon-lah yang telah memberitahukan semauanya.

“Jadi… Dia akan ke Amerika?”

“Ya, itulah alasan mengapa Jessica Jung meninggalkanmu. Dia akan segera pergi…”

“Tapi kenapa dia menyembunyikan hal sepenting ini dariku?”

“Aku tidak tahu. Mungkin dia tidak ingin menyakitimu Yul.”

“Kau benar. Harusnya aku tahu kalau dialah sebenarnya yang paling menderita dengan semua ini.” ucap Yuri tenang namun tidak bisa dipungkiri wajahnya tetap sedih. “Terima kasih Taeng, kau telah memberitahuku.”

“Sama-sama Yul. Aku senang akhirnya kau menemukan seseorang yang kau cintai.” Taeyeon tersenyum. Dia senang Yuri sudah bangkit kembali.

“Hahaha, aku juga senang akhirnya kau juga punya pacar~ Selamat ya Taeng.” goda Yuri mengedipkan sebelah matanya yang seketika mengubah Taeyeon menjadi gugup.

“A…apa…maksud…mu…?” Taeyeon berusaha memalingkan mukanya dari pandangan iseng Yuri.

“Jangan pura-pura Kim Taeyeon. Aku tahu hubungan tersembunyimu dengan Tiffany Hwang, kekeke.” Taeyeon pun terkejut mendengar nama kekasihnya disebut.

“Yah! Dari mana kau tahu?!”

“Ahah! Ternyata benar!” seru Yuri penuh kemenangan.

“Apa katamu???”

“Benarkan~” Akhirnya Taeyeon pun sadar kalau sebenarnya dari tadi Yuri telah memancing dirinya dan dia kalah. “Benarkan Taeng? Ayo akui saja, jangan malu-malu.” ucapnya menyeringai.

“Ya ya, kau menang.” gerutu Taeyeon yang mengakui kekalahannya. “Aku memang berpacaran dengannya. Kau puas?!”

“Puas.” Yuri kembali tersenyum. Dalam hatinya, dia sangat senang sahabatnya itu bisa melupakan mantan kekasihnya di masa lalu yang selama ini telah membuatnya menjadi seorang yang dingin. “Tapi bagaimana kau bisa dengan dia?” tanya Yuri heran.

“Itu…” Taeyeon memelankan suaranya.

“Iya?” Karena tidak mendengar, Yuri pun mendekatkan wajahnya.

“Rahasia!!!” teriak Taeyeon tiba-tiba yang langsung membuat telinga player itu sakit.

“Yah!!! Kurcaci sial!!!”

“Rasakan itu Kwon Yul~” ledek gadis pendek itu yang segera pergi dari pandangan Yuri.

“Aish! Cepat sekali dia kabur!” ucapnya saat mendapati Taeyeon sudah tidak ada di hadapannya. Sesaat kemudian Yuri pun menerima sms dari Taeyeon.

[To: Player Yul~]

[From: Dorky Taeng]

Dasar bodoh! Cepat sana susul Jessica Jung!  Jangan sia-siakan kesempatan terakhirmu Yul. Hwaiting! ^^

Yuri hanya tertawa kecil membaca pesan Taeyeon dan tanpa buang waktu lagi dia pun bergegas menuju rumah Jessica.

———

Di kamar yang diterangi lampu kecil, Jessica berbaring di atas tempat tidurnya sambil menatap langit-langit kamar yang sebentar lagi akan dia tinggalkan.

“Yul…” Tanpa disadari lagi-lagi air mata Jessica mengalir keluar ketika mengingat peristiwa yang baru saja terjadi dimana akhirnya Yuri mengingat kembali dirinya dan menyatakan cinta kepadanya. Syang, semuanya harus dia tolak. “Maafkan aku Yul… Kau pasti membenciku sekarang…” Jessica kembali menangis hingga akhirnya dia mendengar suara ketukkan pintu.

Tok tok tok!

“Ya?”

“Aku Krytal.” sahut adiknya itu. Jessica pun beranjak dari tempat tidur dan membukakan pintu kamarnya.

“Ada apa?”

“Unnie, ada seseorang yang datang mencarimu.”

“Siapa?” tanya Jessica penasaran.

“Aku tidak tahu. Lebih baik unnie temui saja, dia di depan.”

Akhirnya Jessica bergegas menemui tamu misterius yang telah menunggunya, dia tidak lain adalah Yuri.

“Yuri?!” ucapnya kaget saat melihat sosok orang yang dicintainya tersebut.

“Hai.” balas Yuri tersenyum.

“Sedang apa kau di sini? Ini sudah malam, lebih baik kau pulang!” Dengan nada dingin Jessica berusaha mengusirnya tapi sia-sia karena yang ada Yuri langsung memeluk dirinya. “Apa yang—” Gadis itu terkejut.

“Kenapa kau tidak memberitahuku?” bisik Yuri pada Jessica yang membuatnya menjadi diam. “Kenapa kau tidak bilang kalau kau akan pergi?” ucapnya lagi dan mempererat pelukannya.

“A…aku…” Jessica tidak tahu harus berkata apa. Lagi-lagi hanya air matanya yang keluar. Dia kembali menangis yang kali ini di dalam pelukan Yuri. “Maaf… Maafkan aku…” isaknya.

Untuk beberapa lama Yuri dengan setia masih terus memeluk tubuh Jessica dan menunggu sampai kekasihnya berhenti menangis.

“Ssssttt… Sudah cukup.” Yuri melepaskan pelukannya dan menatap dalam wajah Jessica. Lalu dengan lembut dia menghapus air mata yang sedari tadi membasahi pipi ice princess itu. “Kau lebih cantik kalau tersenyum Sica.”

———

Di tempat lain, Mr. Jung tengah mengadakan rapat dengan klien pentingnya yaitu Mr. Kwon. Mereka akhirnya sepakat untuk mengadakan kerja sama dan menggabungkan kedua perusahaan miliknya. Dengan keputusan ini, Mr. Jung dan keluarganya pun tidak perlu lagi pergi ke Amerika untuk mengurus kantor cabangnya yang ada di sana karena semuanya sudah teratasi berkat bantuan Kwon Enterprises.

“Terima kasih banyak Tuan Kwon. Semoga kerja sama ini bisa terus berjalan dengan baik.” ucap Mr. Jung sambil menjabat tangan koleganya tersebut.

“Sama-sama Tuan Jung. Saya juga senang bisa membantu perusahaan Anda dan kelak kita merupakan partner bisnis yang baik.” balas Mr. Kwon hangat.

“Ya, saya bersyukur karena dengan ini kedua putri saya pun tidak lagi akan memusuhi saya.”

“Oh, ternyata Anda punya dua anak perempuan? Kalau begitu sama seperti saya, hanya saja salah satu putri saya saat ini masih berada di luar negeri tapi sebentar lagi akan kembali ke Korea.”

“Benarkah? Pastinya anak-anak Anda pun pintar seperti Anda juga Tuan Kwon, hahaha.”

“Sayangnya hanya Seohyun yang mengikuti jejak saya, sedang putri tertua saya lebih suka bermain-main. Padahal saya akan menyerahkan perusahaan ini padanya. Dasar anak itu.” keluh Mr. Kwon menghela nafas.

“Ya, seandainya saja putri saya juga bisa seperti putri Anda… Jessica memang pintar tapi dia terlalu dingin dan sampai saat ini tidak seorang pun berani mendekat untuk menjadi pacarnya, lalu Krystal… Dia masih terlalu kecil…” Kali ini giliran Mr. Jung yang mengeluh.

Kedua pria paruh baya itu hanya bisa saling memandang satu sama lain hingga entah kebetulan atau bukan terbesit sebuah ide yang sama di benak mereka.

“Bagaimana kalau—” ujar keduanya serentak yang kemudian masing-masing terdiam sejenak.

“Umm, ini hanya sekedar usul saja Tuan Jung… Saya berpikir untuk memperkenalkan anak saya dengan putri Anda. Itu pun kalau Anda tidak keberatan.” kata Mr. Kwon yang memberanikan diri untuk memulainya.

“Aigooo~ Ternyata Anda mempunyai pemikiran yang sama dengan saya, Tuan Kwon. Saya pun berencana demikian.” sambut Mr. Jung antusias.

Melihat respon positif dari rekannya itu membuat hati Mr. Kwon lega. Dia pun kembali melanjutkan perkataannya.

“Jadi bagaimana kalau kita menjodohkan kedua putri sulung kita. Kurasa Jessica pasangan yang sangat cocok untuknya.”

“Itu ide yang sangat bagus, saya setuju dengan Anda.”

“Ya, dengan demikian kita tidak perlu lagi pusing mencarikan jodoh untuk mereka. Hahaha.”

“Anda benar. Lalu kapan rencananya kita mempertemukan keduanya?” tanya Mr. Jung sedikit tidak sabar.

“Tenang, lebih baik kita lanjutkan besok karena ini sudah malam dan saya harus segera pulang.” ucap Mr. Kwon yang sedikit membuat Mr. Jung tersipu malu.

“Ah ya, saya tidak sadar kalau sudah semalam ini. Baiklah kalau begitu, sampai jumpa besok Tuan Kwon.”

“Ya, sampai jumpa Tuan Jung.”

Kedua pria tersebut itu akhirnya berpamitan dan kemudian berpisah.

‘Aku tidak sabar memberitahukan hal ini pada Jessica.’ pikir Mr. Jung yang terus tersenyum selama diperjalanan pulang menuju rumahnya.

———

“Jadi, kapan kau akan pergi?” tanya Yuri sambil merangkul Jessica. Mereka berdua kini tengah duduk di taman tidak jauh dari rumah Jessica.

“Setelah ujian selesai… Mungkin sekitar minggu depan…” Jessica menyandarkan kepalanya di bahu Yuri.

“Berapa lama?”

“Entahlah…”

Mendengar hal itu Yuri hanya bisa menghela nafasnya dan berusaha tegar meski dalam hatinya dia terluka.

“Yul.” panggil Jessica yang melihat kekasihnya itu terdiam.

“Hmm?”

“Permintaanmu waktu itu… Apa yang kau inginkan? Aku akan mengabulkan keinginanmu sebelum aku pergi.” ucap Jessica yang kemudian berdiri di hadapannya.

“Apa maksudmu Sica?” tanya Yuri tidak mengerti. “Nilaiku kan belum keluar.”

“Kumohon katakan saja…”

“Baiklah.” Yuri ikut berdiri dan kembali menatap Jessica. Dengan kedua tangannya dia menyentuh wajah gadis itu. “Yang kuinginkan…” bisik Yuri juga mendekatkan wajahnya.

Seketika tubuh Jessica pun memanas. Dirinya gugup melihat tatapan mata Yuri. Jessica ingin sekali memalingkan wajahnya namun tertahan oleh tangan kekasihnya itu.

“Yu…Yuri…” ucapnya terbata-bata sambil memejamkan kedua matanya.

“Sica…”

Tidak butuh waktu lama Yuri mendaratkan bibirnya ke bibir Jessica yang lalu juga dibalas olehnya. Diterangi sinar bulan, keduanya pun berciuman dan sejenak melupakan masalah yang tengah terjadi. Ciuman itu semakin mendalam hingga mereka mengakhirinya hanya untuk mengambil nafas.

“Yuri…”

“Sica…”

“Yul… Katakan apa permintaanmu…” pinta Jessica lirih. “Kumohon…”

“Yang kuinginkan adalah selalu bersamamu Jessica. Aku tidak peduli kau akan pergi berapa lama karena suatu saat aku pasti akan menyusulmu. Jadi aku ingin kau tetap menjadi kekasihku dan kelak menjadi pendamping hidupku. Apa kau bersedia mengabulkannya?” ucap Yuri dengan senyuman khasnya.

Tanpa ragu Jessica pun mengangguk dan langsung memeluk Yuri. Baginya ini merupakan waktu terindah dalam hidupnya.

DIN DIN!!! (yea, anggap aja bunyi klakson mobil *author mendadak nongol*)

Suara klakson mobil mengejutkan Yuri dan Jessica. Dalam sekejap mereka segera melepaskan diri.

“Jessica!!!” bentak seorang pria dari dalam mobil tersebut.

“Appa!” Raut wajah Jessica berubah pucat melihat ayahnya yang keluar mobil dan menghampirinya.

“Appa?” tanya Yuri bingung karena ini pertama kalinya dia bertemu muka dengan ayah dari kekasihnya itu.

“Dia ayahku Yul.” ujarnya berbisik.

“Yah!  Sedang apa kau di sini?!” Mr. Jung kembali membentak putrinya tersebut.

“Maaf ahjusshi, ini…” Yuri mencoba menjelaskan semuanya tapi yang ada dia malah mendapat tatapan tajam. Bahkan lebih menakutkan dari tatapan seorang ice princess. Ya, inilah ice king!

“Kau??? Siapa kau?! Apa yang kau lakukan pada putriku hah???!” Kali ini sasaran kemarahan Mr. Jung berpindah pada Yuri. Bagi Yuri ini bukan masalah, asalkan Jessica baik-baik saja dan tidak disakiti oleh ayahnya itu sudah cukup.

“Perkenalkan saya Kw—”

Sayang, belum sempat menyelesaikan perkenalannya, Mr. Jung sudah terlebih dulu menarik Jessica masuk ke dalam mobil.

“Yul!” teriak Jessica sambil menangis. Yuri ingin membalas namun dia takut hal tersebut malah tambah membuat ayah kekasihnya itu marah.

“Kau! Jangan pernah lagi berhubungan dengan anakku!” Mr. Jung memberi peringatan sebelum kembali menaiki mobil dan kemudian berlalu meninggalkan Yuri seorang diri.

“Si..ca…”

———

Sesampainya di rumah, Mr. Jung langsung membawa Jessica ke ruangannya untuk diinterograsi meski putrinya masih saja menangis. Krytal yang melihatnya hanya bisa diam ketakutan dan masuk ke kamarnya, sedang Mrs. Jung tampak khawatir dengan keadaan Jessica.

“Katakan padaku, siapa gadis itu?!” Untuk kesekian kalinya pria itu membentak anaknya.

“Dia… Dia Yuri… Pacarku appa…” ucap Jessica dengan suara parau. Sejenak akhirnya dia bisa mengatasi keadaannya.

“Pacar?! Sejak kapan kau berpacaran??? Kenapa kau tidak memberitahu appa???” Nada suara Mr. Jung semakin meninggi. Mendengar perkataan sang ayah, Jessica hanya bisa tertawa kecil. “Apa yang kau tertawakan???”

“Cih, sejak kapan juga appa peduli dengan urusanku???” balas Jessica yang sedari tadi menahan emosi.

“Apa katamu barusan?”

“Kalian sebagai orang tua hanya sibuk dengan pekerjaan masing-masing tanpa pernah mau tahu keadaan kami, anak kalian sendiri!”

“Apa???”

“Ya, dengan seenaknya appa memutuskan untuk menyuruhku dan Krystal pindah ke Amerika tanpa tahu perasaan kami!!!”

PLAAAKKK!!!

Sebuah tamparan akhirnya mendarat di pipi kiri Jessica. Ini pertama kalinya sang appa melakukan kekerasan fisik pada dirinya.

“Appa…” ucap Jessica yang shock dengan apa yang baru saja terjadi padanya.

“Je… Jessi… Maafkan appa…” Namun gadis itu hanya membisu tidak membalas kata-katanya. Mr. Jung pun menarik nafasnya. “Dengar Jessica, appa terpaksa melakukan ini karena appa menyayangi kalian dan appa juga sudah membatalkan kepergian kita ke Amerika… Maafkan appa…” Mendengar pernyataan tersebut, senyum tipis pun mengembang di wajah Jessica. “Tapi sebagai gantinya, appa akan menjodohkanmu dengan anak rekan bisnis appa. Jadi appa mohon kau mengakhiri hubunganmu dengan Yuri…”

Sekejap senyum yang menghiasi wajah Jessica pun hilang. Sekarang yang ada hanyalah kesedihan dan kekecewaan di hatinya.

‘Yul… Apa yang harus aku lakukan sekarang…”

-TBC-

Owalah, ini ff makin kusut aja dah ah. Mian ya reader, makin ruwet tapi ya insyaAllah part berikutnya adalah bagian terkahir dari ff ini. Yup, akan segera tamat~ mwahahahahaha *ketawa stress* Alright! Saatnya menyapa reader tercinta, how are you? I’m fine but many mosquitoes here. They bite me!!! Setelah sebelumnya berkutat di dunia per-nc-an… Jujur, saya sampai gak bisa tidur nyenyak gara-gara nulis adegan itu! Kebayang mulu! Argh!!! Tapi ya demi reader, saya rela. Ow ya, buat yang nunggu kelanjutan ff Stand By Me, siap-siap ya karena akan kembali saya lanjutkan (ternyata banyak lho yang baca, kekeke). Terus ada sedikit pemberitahuan buat my loyal reader. Yup, bagi kalian yg udah komentar di ff ALY [part 1], kalian akan secara otomatis saya kirimkan PW selanjutnya jika ada ff yg saya proteksi lagi. Untuk lebih jelas, silahkan cek nama kalian di page “PM List!” yg ada di sudut kanan atas. No offense buat para silent reader yg tiba-tiba muncul hanya untuk minta PW. Kebaikan saya udah abis untuk ini, so jalan satu-satunya kalian mesti komen dulu di salah satu ff saya. That’s all and thanks for today. Love you all my reader, you’re jjang!!! Chu~!!! ^3^