Morning Glory [Part 11]

Alright! I’m back after the break. Yup, sepertinya MG masih akan saya lanjutkan sedikit lagi tapi tenang, ini udah mw tamat kok. Tinggal sedikit lagi, jd sabar ya. Okey, dari pada basa-basi busuk gak jelas jadi mending langsung capcus aja yak dan sekali lagi maaf klo ceritanya tambah gak jelas… T^T So enjoy it! Always remember >>> NO COPAS or DIE!!!

~Morning Glory~ [part 11]

Genre: Yuri (GirlxGirl), Romance, Comedy

Cast: Yuri & Jessica (YulSic), Krystal

———

Tanpa terasa pagi akhirnya menjelang. Sinar matahari masuk menembus korden jendela kamar Yuri. Meski demikian, di antara keduanya belum ada satu pun yang mau membuka mata. Baik Yuri atau Jessica masih terlelap dalam alam mimpi masing-masing.

“Eng~” Yuri kini terbangun dan berusaha membuka sedikit matanya. Lalu dia pun tersenyum saat yang pertama kali dilihatnya adalah sosok Jessica yang sedang tertidur pulas di dalam pelukannya. “So cute~” ucapnya pelan.

Dengan lembut Yuri membelai rambut hingga pipi Jessica yang halus. Dirinya hanya tertawa kecil mengingat kejadian tadi malam. Baru kali ini Yuri melihat sisi lain dari sang ice princess. Namun begitu, tidak terjadi sesuatu pada mereka berdua karena Yuri berusaha menahan diri untuk Jessica.

“Sica…”

———

*Flashback*

“I wanna be yours…” ujar Jessica dengan nada bicara seduktif yang kemudian tanpa basa-basi menarik kerah baju Yuri dan menciumnya.

Tidak butuh waktu lama, Yuri yang awalnya sungkan akhirnya merespon balik ciuman tersebut. Dia tahu betapa Jessica menginginkannya, begitu juga dia. Namun mendadak Yuri menghentikan ciuman mereka sebelum mereka terlarut lebih jauh dan ini membuat Jessica terkejut.

“Sica, hentikan.” tegas Yuri dengan nada serius yang membuat Jessica tertegun.

“Kenapa?” tanyanya heran bercampur emosi. “Bukankah kau juga menginginkannya Yul???” Gadis itu merasa Yuri secara tidak langsung telah menolak dirinya.

“Ya, aku mau… Aku ingin.. tapi…” Yuri terdiam sejenak mengalihkan pandangannya dari Jessica. “Aku ingin melakukannya dengan restu dari kedua orang tua kita… Terlebih dari ayahmu…” gumamnya gugup.

“Yul…”

“Aku tahu Sica… Aku tahu… Aku hanya…”

Kini Yuri hanya bisa pasrah jika Jessica membenci dirinya. Tapi Yuri pun punya alasan tersendiri mengapa dia menolak hal tersebut. Selain apa yang dia katakan, bagi Yuri seorang Jessica lebih berharga dari apa pun. Yuri tidak ingin kelak mereka menyesal nanti dengan apa yang seandainya telah mereka lakukan.

“Yuri-ah…” Jessica tidak menyangka kata-kata itu keluar dari mulut gadis yang dulu dikenal dengan julukan player tersebut dan segera dia pun memeluk Yuri.

“Maaf Sica…” bisik Yuri pelan. “Aku tidak bisa…”

“It’s okey…” balasnya tersenyum sembari memandang wajah Yuri yang tertunduk. “Aku mengerti.”

“Terima kasih Sica.”

“Iya.” ujar Jessica mengangguk.

Lalu sebagai permintaan maafnya, Yuri pun mengecup kening gadis itu.

“I love you… Jessica Jung SooYeon”

*End of flashback*

———

“Yul~” Tanpa sepengetahuan Yuri, rupanya Jessica sudah terbangun meski masih memeluk erat tubuh Yuri dan enggan melepaskan posisi tersebut.

“Selamat pagi~ Kau sudah bangun?” sapa Yuri sambil menatap wajah Jessica dan tersenyum.

“Ng~.”  Gadis itu ikut tersenyum membalas tatapannya. “Aku lapar.”

“Hahaha, aku akan menyiapkan sarapan. Kau cepatlah bangun dan mandi. Aku tunggu di meja makan, okey?” Jessica hanya mengangguk patuh. Tidak lupa, sebelum Yuri beranjak dari tempat tidur untuk menyiapkan sarapan, dia mencium kening Jessica yang disambut tawa kecil. “Kenapa?” tanya Yuri heran.

“Di sini belum.” Jessica menunjuk ke arah bibirnya.

“Ah iya. Aku lupa, hehehe.” Yuri segera menciumSetelah itu Yuri pun berjalan menuju dapur.

———

Khawatir putrinya tak kunjung pulang dari semalam, Mr. Jung akhirnya memutuskan untuk melapor kepada polisi. Namun sayang, dikarenakan ketidak hadiran Jessica yang belum 1×24 jam maka dengan berat hati mereka pun menolaknya. Pasrah, hanya itu yang kini bisa dirasakan oleh pria paruh baya tersebut.

“Jessica… Kau dimana nak?”

Mr. Jung yang kini tengah berdiri di depan rumahnya sendiri. Pandangannya kosong karena sedari kemarin terus memikirkan Jessica. Dia pun menyesali apa yang telah diperbuat. Tidak tearasa air mata menetes dari kedua pelupuk matanya.

“Appa…” panggil suara yang tidak asing di telinga Mr. Jung. Pria itu pun segera berbalik mencari asal suara dan mendapati Jessica berada tepat di belakangnya bersama Yuri.

“Jessica…”

“Appa?”

Mr. Jung pun langsung berlari dan memeluk putri sulungnya dengan erat. Jessica terdiam melihat sang appa menangis karena ini pertama kalinya dia melihat ayahnya mengeluarkan air mata dan sekejap perasaan bersalah hinggap di hati gadis itu.

“Maafkan appa nak…” gumam Mr. Jung dengan suara serak.

“Appa…” Jessica melepaskan pelukkan ayahnya dan tersenyum. “Maafkan aku juga…” ucapnya sedih. Kemudian pandangan Jessica pun beralih ke arah Yuri yang terus ada di sampingnya. Yuri membalas tatapan kekasihnya dengan mengangguk.

“Yuri… Kwon Yuri…” Perkataan yang keluar dari mulut Mr. Jung membuat Yuri terkejut. Dia tidak menyangka pria itu tahu nama lengkapnya padahal dia sendiri belum secara resmi memperkenalkan diri.

“I-iya? Tuan Jung?” ucap Yuri gugup.

“Appa, ini bukan salah Yuri.” Jessica khawatir jika ayahnya berbuat sesuatu kepada Yuri dan dengan sigap berdiri di depan Yuri. “Appa kumohon jangan pukul Yuri.”

“Sica…” Yuri berusaha menenangkan Jessica. “Tenanglah dan percayalah padaku dan appamu.” ujarnya lagi sambil tersenyum. Jessica pun mengalah pada Yuri. “Terima kasih.”

“Yu—” Belum sempat Mr. Jung kembali berbicara, Yuri sudah terlebih dulu berlutut dan kemudian bersujud di hadapannya. Hal ini membuat dia dan Jessica terkejut.

“Maafkan saya tuan! Saya memang bersalah telah membiarkan Jessica berada di rumah saya semalam! Tapi percayalah Tuan Jung, saya tidak menyentuhnya sedikit pun dan saya bersedia menerima hukuman dari Anda sebagai bentuk pertanggung jawaban atas apa yang telah saya lakukan!” Mr. Jung tertegun mendengar pernyataan yang terlontar dari Yuri. “Hukumlah saya tapi saya mohon jangan sakiti Jessica… Sa-saya mencintainya…”

“Yul…” Jessica hanya bisa menangis dengan apa yang dilakukan oleh Yuri. Dia tidak menyangka seorang Yuri rela berbuat demikian demi dirinya. “Appa…” Gadis itu kembali menatap wajah Mr. Jung yang sedang menghela nafasnya yang berat.

“Yuri, bangunlah.” perintah pria tersebut.

“Ta-tapi…”

“Masuklah, kita bicarakan masalah ini di dalam.” Mr. Jung menyadari kalau mereka telah mengundang perhatian orang-orang yang tengah melintas. Begitu juga Jessica dan Yuri yang lalu dengan patuh memasuki rumah keluarga Jessica.

“Appa.” panggil Jessica namun diabaikan oleh Mr. Jung.

“Sica, kau masuk dan istirahatlah di kamarmu. Jangan lupa temui omma mu sebelumnya karena dia begitu mencemaskanmu seharian ini.”

“Iya appa tapi—”

“Dan kau Kwon Yuri, ikut aku. Ada yang ingin aku bicarakan denganmu.”

“I-iya.”

“Appa!” Jessica kembali memanggil sang appa. Dia khawatir membiarkan Yuri berdua dengan ayahnya itu.

“Jangan cemas, aku tidak akan melukai kekasihmu ini.” ujar Mr. Jung menenangkan Jessica. “Aku janji.”

“Okey.” Tapi sebelum menuju kamar dengan cepat Jessica mengecup pipi Yuri dan berbisik ‘I love you’ padanya. Kemudian dia pun segera berlalu meninggalkan mereka.

“Sica…” Wajah Yuri seketika berubah merah. Oleh karena itu dia tidak berani menatap Mr. Jung selama beberapa saat hingga rautnya kembali normal.

“Ehem! Ayo Yuri.”

“Baik.”

———

Setelah menemui sang omma, kini Jessica berbaring terlentang di atas tempat tidurnya dan menatap langit-langit sambil membayangkan apa yang sedang dibicarakan oleh appanya dengan Yuri. Sesekali gadis itu tertawa kecil mengingat yang telah dia lakukan pada kekasihnya itu. Tapi meski begitu hatinya tetap tidak tenang.

“Sica? Kau di dalam?” panggil Yuri yang langsung membuat Jessica berlari menuju pintu kamarnya.

“Yuri!!!” Tanpa sadar Jessica pun memeluk gadis berkulit gelap tersebut dengan erat.

“Si..ca… A..da..ap-pa..mu…” ucap Yuri sekuat tenaga akibat pelukan dari Jessica.

“Sudah pelukkannya?” tanya Mr. Jung memastikan.

“Huwah!” teriak Jessica yang kemudian seketika melepaskan pelukkannya saat menyadari kalau sang appa sedari tadi menyaksikan mereka. “Appa!”

“Kenapa? Kau sendiri yang tidak melihat kehadiran appa di sini.” goda Mr. Jung pada putrinya tersebut yang wajahnya sekarang merona bagai kepiting rebus.

“Yah! Appa!”

“Hahaha, kalian lucu sekali.” Kali ini bukan hanya Jessica tapi wajah Yuri pun kembali tersipu. “Okey Yuri, kalau begitu sampai jumpa lagi lain waktu.” pamit pria paruh baya itu undur diri sambil tersenyum.

“Iya baik, Tuan Jung.” ujar Yuri memberi hormat sembari membungkukkan badan pada Mr. Jung yang kini telah pergi menuju ruangannya kembali.

“Yul?” tanya Jessica menyambut Yuri. Dia ingin tahu apa saja yang telah dibicarakan oleh mereka berdua.

“Ng~ Sica, aku pulang dulu ya.” Kini giliran Yuri yang pamit pulang.

“Yah! Ada apa dengan kalian berdua?!” Yuri hanya membalas Jessica dengan menatapnya dalam. “Okey… Aku akan mengantarmu…” Gadis itu paham akan maksud pandangan Yuri kepadanya dan Jessica memilih untuk mengalah.

Namun sebelum berpisah, Jessica sekali lagi memeluk Yuri. “Yul…”

“Sica…” Yuri pun melepaskan dirinya dari Jessica dan dengan kedua tangannya dia mengusap lembut pipi sang ice princess. Perlahan Yuri mendekatkan wajahnya ke wajah Jessica hingga mereka berdua bisa merasakan desah nafas hangat masing-masing.

“Yu..ri…” Jessica menutup matanya saat merasakan Yuri mendaratkan ciuman tepat di bibirnya. Seakan menginginkan lebih, Jessica mendekap tubuh Yuri lebih erat begitu pula sebaliknya Yuri merangkul pinggang Jessica hingga beberapa saat kemudian ciuman tersebut pun berakhir.

“Aku pulang dulu Sica, sampai ketemu besok di sekolah.” ucap Yuri sambil mengecup kening Jessica yang tertawa karena kata-katanya. ” Kenapa?” tanya gadis itu bingung.

“Kau lucu Yul~ Sekarangkan kita sudah masuk libur panjang, ujian semesterkan sudah selesai.” jelas Jessica singkat.

“Benarkah?” Jessica hanya mengangguk.

“Iya.”

“Ow, aku lupa..” Yuri mengedipkan sebelah matanya. “Hmm, kalau begitu apa besok kau ada waktu?”

“Ada. Memang kenapa?”

“Tidak, aku hanya ingin mengajakmu ke SoshiLand.”

“Maksudmu kita kencan?” Jessica terhenyak dengan ajakan Yuri.

“Ya. Kau tidak suka?” ujar Yuri dengan mimik pura-pura sedih.

“Tentu saja aku suka! Dasar bodoh!” Karena saking senangnya, tanpa sadar Jessica memukul pundak Yuri sekuat tenaga.

“Ouch!” erangnya kesakitan yang juga hampir terjatuh.

“Yuri! Maaf!”

“Hahaha, aku tidak apa-apa kok.” Yuri berupaya menahan sakit. ‘Astaga, tenaganya…’ gumamnya dalam hati.

“Kau yakin???”

“Iya, aku baik-baik saja. Okey, besok aku jemput sekitar jam 10 ya. Bye Sica~”

“Yups, bye Yul~” Lalu mereka berdua pun saling melambaikan tangan.

———

Keesokkan hari, Jessica yang biasa bangun siang menjadi olok-olok keluarganya. Bagaimana tidak? Mereka semua terkejut saat melihat sosok Jessica tengah sibuk berada di dapur jam 5 pagi hanya untuk menyiapkan bekal kencannya dengan Yuri. Bahkan Krystal yang jarang sekali berkomentar padanya pun tertawa terbahak-bahak.

———

*Flashback*

“Omo! Unnie? Apakah itu kau?” tanya Krystal memastikan apa yang dilihat oleh kedua matanya sambil sesekali mengucek wajahnya.

“Ya, ini aku. Memang kenapa? jawab Jessica dengan nada dingin yang lalu disambut histeria dari adiknya tersebut.

“OMMA!!! APPA!!! SICA UNNIE SUDAH BANGUN!!! teriak Krystal sekencang-kencangnya yang kemudian berlari menuju kamar orang tua mereka.

“YAH!!! SOOJUNG???!!!” balas Jessica yang juga ikut berteriak. Hingga akhirnya keributan itu pun membangunkan seluruh isi rumah keluarga Jung.

*End of flashback*

———

“Halo Sica? Kau tidak apa-apa?” ucap Yuri yang sedari tadi menyahut di telepon.

“Umm iya, ada apa Yul?” Jessica seketika tersadar dari lamunannya akan kejadian tadi pagi yang membuatnya kesal.

“Oh, maaf Sica. Sepertinya aku tidak bisa menjemputmu. Aku ada urusan penting sebentar. Apa kau bisa menunggu?”

“Okey.” Jessica tidak berani bertanya lebih banyak karena dia takut Yuri akan membencinya jika dia mencampuri urusan pribadi kekasihnya itu.

“Kalau begitu sampai jumpa, bye~”

“Bye~” Mereka pun mengakhiri percakapan. “Lalu sekarang aku harus bagaimana? Hmm, lebih baik aku langsung ke tempat Yuri jadi dia tidak perlu menjemputku lagi.” Tanpa basa-basi Jessica langsung pergi menuju rumah Yuri.

———

“Yah! Appa!”

“Ada apa siy Yul?”

“Apakah sesi temu kangen ini tidak bisa dipercepat?” tanya Yuri untuk kesekian kalinya sambil sesekali melihat jam di tangannya. “Aku ada urusan penting.”

“Sabar Yul, kita tunggu adikmu Seohyun datang dari bandara sebentar lagi.” jawab Mr. Kwon yang sedari tadi mengabaikan rengekkan Yuri. “Lagi pula kita sekeluarga sudah lama tidak berkumpul bersama.” jelasnya lagi.

“Ya, sejak kau menyuruhnya bersekolah ke luar negeri padahal dia tidak menginginkannya…” gumam Yuri dengan nada sinis.

“Hahaha, maafkan keputusan bodoh appa nak.” Pria itu tersenyum pahit dan merasa bersalah jika mengingat apa yang pernah dia lakukan.

“Lalu kenapa harus di sini? Di tempatku? Bukan di rumah kalian?” Yuri terus menerus membombardir ayanhya dengan pertanyaan. Wajar bila hal ini terjadi karena dia merasa kesal pada appa juga ommanya yang sejak dulu sibuk bekerja tanpa mempedulikan dirinya juga sang adik. Maka demikian, Yuri memutuskan pindah dari tempat orang tuanya setelah kepergian Seohyun.

“Cukup Yul. Kau jangan merusak suasana.”keluh Mr. Kwon yang mulai risih. “Kau sendiri bukannya baru sembuh dari sakit? Kenapa kau tidak istirahat saja di dalam?”

“Tapi appa—”

“Oh! Itu dia datang! Cepat panggil ommamu.” ucap pria dandy tersebut yang segera berlari menuju pintu gerbang. “Seohyun~”

Dengan berat hati Yuri berjalan ke dalam rumah untuk memanggil sang ibu. Ya, setelah sekian lama Seohyun yang merupakan adiknya pulang dari luar negeri. Meski terlihat cuek namun Yuri sangat menyayangi Seohyun dan mungkin bisa dibilang terlalu protektif pada gadis itu.

“Appa! Omma! Yuri unnie!” teriak Seohyun pada keluarga yang telah lama dia rindukan. Satu persatu, dia memeluk dan menciuminya. Hingga tiba giliran Yuri.

“Halo Hyunnie~ Apa kabar?” sapa Yuri kepada sang adik tercinta.

“Unnie!!!” Seohyun tanpa ragu langsung memeluk kakaknya itu dengan erat dan kemudian mencium kedua pipi Yuri. Sayang, Yuri yang sedang bahagia tidak menyadari kehadiran Jessica yang tampak sangat cemburu.

“Yuri…” ucapnya pelan yang lalu melangkahkan kakinya pergi dari rumah Yuri dengan perasaan kecewa. Jessica menyangka kalau Seohyun adalah salah satu mantan kekasih Yuri. Air mata kini mengalir membasahi pipinya.

“SICA!!!” Dengan susah payah Yuri mengejar Jessica. “Sica! Biar aku jelaskan!” Dia tahu kalau saat ini perasaan Jessica tengah terluka. Peluh pun mengucur deras ditambah nafasnya yang tersenggal-senggal membuat Yuri akhirnya lunglai di hadapan Jessica. “Kumohon… Sica…”

“Katakan…”

“Ga-gadis yang ka-kau li-lihat itu adalah Seo-hyun…” Yuri berupaya mengatur pernafasannya. “Dia…”

“Ya?”

“Dia… Adikku…” Sesaat kemudian Yuri pun pingsan akibat terlalu lelah ditambah dengan kondisi tubuhnya yang masih belum fit karena dia baru saja sembuh dari demam kemarin.

“YURI!!!”

-TBC-

Huwah, akhirnya bisa update juga ini wp. Maaf sudah membuat kalian menunggu begitu lama dan sayangnya ff ini belum selesai pula. Tapi jangan khawatir reader, untuk part selanjutnya juga lagi berjalan. Jadi mgkn kalian gak akan lama nunggu kyk kemarin. Hmm, untuk yang sekarang emg gak dikasih nc, wkwkwkwwkwkwk~ Weits! Jgn marah dulu cuy~ Ntr abis ini insya Allah bkln ada kok. Tergantung sikon kebyunan author aja, gyahahahahah. Alright! Thanks buat semua loyal reader yang udah komen tapi blm sempet saya bales (maaf ya…). Okey, then see you again! Reader jjang! Chu~ ^3^~ ❤ *buru2 coz udah ada geluduk menyapa dengan ramahnya~ sigh~*