Always Love You… [Part 1]

Hai-hai, kali ini saya membawa ff baru. Maaf klo ceritanya agak membingungkan dan sangat aneh. Enjoy it! Always remember >>> NO COPAS or DIE!!!

~Always Love You…~ [part 1]

Genre: Gender Bender, Romance

Cast: Yuri & Jessica (YulSic), Taeyeon, Victoria, Nickhun

———

“Yuri! Yuri! Ayo bangun Yul~!” rengek seseorang membangunkannya.

“Eng~”

“Yuri~ Ayo bangun!” Kali ini gadis itu menggoyang-goyangkan badan Yuri.

“Aish! Ada apa siy Sica???” keluh Yuri kesal sambil mengucek mata yang tidak lama kemudian dengan terpaksa bangun dari tidurnya.

“Yul, aku mau es krim.” pinta Jessica dengan wajah imutnya. Siapa pun juga tidak akan ada yang tidak luluh oleh wajahnya itu termasuk Yuri.

“Apa? Malam-malam begini?” Jessica menganggukkan kepalanya. “Huff… Baiklah, tapi nanti ya kalau kau sudah mengisi perutmu. Okey?” ucap Yuri mengedipkan mata dan membelai rambut Jessica.

“Tidak! Aku mau sekarang!” teriaknya.

“Aigooo, Sica…”

“Aku mau sekarang Yul~!” ujar gadis itu kembali merengek pada Yuri.

Yuri hanya bisa mendesah pasrah melihat kelakuan Jessica yang memang seperti anak kecil. Ya, dia mengidap keterbelakangan mental. Meski saat ini Jessica tampak dewasa namun kelakuannya berbanding terbalik dengan wujudnya itu.

Tidak kunjung permintaannya dikabulkan, kedua mata Jessica mulai mengeluarkan air mata. Akhirnya Yuri pun mengalah dan membiarkannya memakan makanan favoritnya.

“Bagaimana? Enak?” tanya Yuri tersenyum sambil memandangi Jessica yang sedang asik menyantap es krim.

“Mmm!” kata Jessica riang. Saking asiknya mulutnya pun belepotan yang lalu dibersihkan oleh Yuri dengan tisu. “Terima kasih!”

“Ya…” Dengan lembut Yuri mengelus kepala Jessica.

Bertatapan dengan gadis itu membuat dia kembali teringat akan pertemuannya dengan Jessica di suatu malam yang mana sekarang ini telah mengubah hidupnya…

———

*Flashback*

Hujan terus mengguyur kota Seoul hingga malam hari. Yuri yang sedari tadi mengendarai mobil pun harus ekstra berhati-hati dengan pandangannya karena hujan turun semakin lebat.

“Aish! Kenapa hujannya jadi makin deras seperti ini? Aku harap Victoria tidak marah.”

Yuri memutuskan meningkatkan sedikit kecepatan mobilnya dan tanpa disengaja menabrak sesuatu.

BRAK!

Yuri langsung menghentikan laju kendaraannya itu dan keluar untuk melihat apa yang terjadi. Ternyata seorang gadis tengah tergeletak berlumuran darah.

“Astaga! Apa yang telah kulakukan???” pekiknya panik. Tanpa basa-basi, Yuri segera membawa gadis tersebut ke sebuah rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan.

———

-Seoul Hospital-

Setelah beberapa saat menunggu, sang dokter yang memeriksanya pun keluar dari ruangan.

“Bagaimana dokter? Apa dia baik-baik saja?” tanya Yuri dengan nada cemas.

“Jangan khawatir, dia hanya menderita luka ringan dan butuh banyak istirahat.” jelas dokter itu yang kemudian berlalu dari hadapannya.

Yuri pun memutuskan untuk melihat kondisi gadis yang ditabraknya. Di atas kasur, dia masih belum sadarkan diri. Perlahan Yuri menghampiri dan duduk di sampingnya.

‘Syukurlah kau baik-baik saja.’ gumam Yuri dalam hati.

Setelah itu memastikan gadis itu baik-baik saja, Yuri beranjak pergi. Namun dia berjanji akan kembali lagi keesokkan harinya. Tanpa Yuri ketahui, sebuah kejutan besar tengah menantinya.

———

-Keesokkan hari-

Akhirnya pekerjaan Yuri pun selesai dan dirinya bergegas menuju rumah sakit untuk menjenguk gadis yang kemarin tidak sengaja ditabraknya.

“Yuri, kau mau kemana?” tanya Taeyeon yang merupakan rekan kerja sekaligus sahabat baiknya saat melihatnya terbur-buru.

“Aku ada urusan penting.” kata Yuri memberi alasan.

“Urusan apa? Jangan lupa kita ada rapat dengan para pemegang saham besok. Ingat kedudukanmu, kau itu direktur dari Kwon Enterprises. Jadi jangan terlambat atau ini akan mempengaruhi perusahaanmu.” jelas Taeyeon panjang lebar.

“Iya iya, aku tahu. Ya sudah, aku pergi ya.” ujar Yuri pamit undur diri dan mempercepat langkahnya ke tempat parkir. Lalu dia pun melajukan mobilnya menuju rumah sakit.

———

Sesampainya di sana, Yuri mendapati kamar gadis itu telah kosong. Kepanikkan pun melanda pikirannya dan segera berjalan ke meja resepsionis yang tidak jauh dari tempat itu.

“Permisi, saya ingin bertanya. Kira-kira pasien ruangan nomor 2221 dimana ya?” tanya Yuri yang sekarang berwajah pucat.

“Tunggu sebentar.”

Sambil menunggu beberapa saat, pandangan Yuri teralihkan pada seorang gadis berambut pirang yang mana mempunyai ciri persis seperti gadis yang ditabraknya. Tanpa ragu dirinya datang menghapiri gadis tersebut.

“Hei.” sapa Yuri pelan, namun tidak direspon olehnya. “Hei.” Yuri kembali menyapa dan lagi-lagi gadis itu hanya membisu. “Yah!” Seketika itu juga Yuri mendengar suara dolphin-scream yang biasa didengarnya di National Geography Channel.

KYAAA~!!!

Serta merta Yuri langsung menutup kedua telinganya dan berupaya menghentikan teriakan tersebut mulai dari menutup mulutnya yang alhasil jari tangan Yuri malah jadi korban gigitannya.

“AUCH!!!” jerit Yuri kesakitan.

Meski demikian suara jeritan itu tidak kunjung berhenti juga dan ini membuat Yuri mulai panik. Dengan terpaksa dia menutup mulut gadis tersebut dengan bibirnya. Kontan saja mereka berdua menjadi pusat perhatian seisi ruangan rumah sakit. Sementara Yuri terus menciumnya, para petugas dan suster pun akhirnya datang memberikan obat penenang yang membuat gadis itu tertidur dan membawanya kembali ke kamar.

Setelah keributan itu selesai, dokter yang kemarin memeriksa mengajak Yuri masuk ke ruang prakteknya untuk membicarakan kondisi pasien itu. Yuri yang dari tadi kebingungan pun mengikuti sang dokter.

“Silahkan duduk Tuan Kwon.” persilahkan dokter tersebut.

“Terima kasih.” Beribu-ribu pertanyaan muncul dibenak Yuri mengenai kondisi gadis pirang tadi. “Sebenarnya apa yang terjadi padanya dokter? Apakah kecelakaan kemarin membuat dirinya seperti itu?” tanya Yuri tanpa jeda.

“Tenangkan diri Anda Tuan Kwon. Ini bukan kesalahan Anda. Lagi pula dia tidak mengalami luka serius di bagian kepala hanya saja…” Sejenak dokter itu menarik nafasnya.

“Hanya saja kenapa dokter?”

“Dia menderita keterbelakangan mental.” ucap pria itu pelan.

“Keterbelakangan mental? Maksud dokter dia gila?” Wajah Yuri langsung berubah pucat pasi.

“Tidak. Gadis itu tidak gila hanya sistem saraf otaknya terganggu. Untuk kasus ini dia berperilaku layaknya anak-anak, meski secara umur dia sudah dewasa.” jelas dokter itu lagi.

Yuri hanya terdiam mendengar penjelasan sang dokter. Dia tidak menyangka kalau kejadian kemarin akan berdampak serius padanya. Ya, dirinya sekarang harus berurusan dengan seorang asing yang memiliki keterbelakangan mental.

“Tuan Kwon?”

“I…Iya?” ujar Yuri gugup.

“Apakah dia keluarga Anda?”

Yuri pun bingung harus menjawab apa karena dia sendiri tidak tahu juga tidak tahu mengenai latar belakang gadis itu.

“Bu…Bukan.”

“Lantas?” tanya dokter itu lagi.

“Saya tidak sengaja menabraknya semalam… Dan saya sendiri tidak tahu siapa dia…”

Pernyataan Yuri sesaat membuat sang dokter terkejut, tapi kemudian kembali tenang.

“Lalu apa yang akan Anda lakukan padanya?”

“Saya tidak tahu…” Yuri menundukkan kepalanya. Masalah yang di hadapinya saat ini terasa begitu berat baginya.

Sikap Yuri membuat dokter itu menghela nafas dan berpikir.

“Begini saja Tuan Kwon, lebih baik Anda laporkan hal ini pada polisi dan terpaksa untuk sementara waktu dia harus tinggal bersama Anda.” Pria itu memberi sebuah solusi.

“Tapi…”

“Atau Anda bisa memasukanya ke rumah sakit jiwa kalau Anda seorang yang tega.”

Setelah berdebat panjang lebar dengan sang dokter, Yuri akhirnya memutuskan untuk merawat gadis tersebut sampai dia menemukan keluarganya.

“Baiklah, saya akan turuti nasehat Anda. Terima kasih dokter.”

“Ya, sama-sama.”

Yuri pun segera melangkah ke luar ruangan itu untuk menuju kamar gadis yang ditabraknya. Begitu memasuki tempat itu, dia hanya melihat sosoknya yang masih tertidur pulas. Yuri kemudian mengambil sebuah kursi dan duduk di samping tempat tidurnya.

“Kau… Siapa sebenarnya?” tanya Yuri berbisik sambil terus menatapnya.

Buzzz… buzzzz…

Suara getar handphone Yuri membuat pria itu tersadar dan menjawab telepon miliknya.

“Halo?”

“Yuri, kau dimana?” Suara seorang wanita dengan nada kesal bertanya. “Apa kau lupa kalau hari ini kita ada janji makan malam?”

“Ah, Vic maaf, sepertinya aku tidak bisa datang. Aku sedang ada urusan penting, biasa ada rapat mendadak.” Yuri terpaksa berbohong pada kekasihnya itu. ‘Maaf Victoria…’

“Aish! Kenapa tidak memberitahuku dari awal?!”

“Iya, akukan sudah minta maaf. Sebagai gantinya kau boleh meminta sesuatu padaku. Kau ingin apa? Cincin? Kalung? Atau… Pokoknya terserah, okey?” hibur Yuri agar Victoria tidak marah lagi padanya.

“Benarkah???”

“Tentu saja. Apa pun untukmu sayang. By the way, nanti kita sambung lagi ya. Aku harus lanjut rapat. Bye Vicky!”

“Okey, aku mengerti. Bye Yul~!”

Yuri langsung menutup teleponnya dan berdesah. Dia merasa bersalah telah berbohong pada Victoria soal kejadian yang dialaminya saat ini.

———

“Bye Yul~!” ucap Victoria mengakhiri pembicaraannya dengan Yuri.

“Hei, apakah kau akan pergi sekarang sayang?” tanya seorang pria berada di sebelahnya yang kemudian mulai menciuminya.

“Hmm~” Wanita itu mendesah. “Tidak, dia sedang sibuk.”

“Ow ya? Kalau begitu hari ini kau milikku dong?”

“Ya… Aku milikmu Nickhun…” Victoria pun membalas ciumannya tanpa ragu.

*End of flasback*

———

“Yuri~! Ini aaaa~” Jessica menyodorkan sesendok es krim ke mulut Yuri yang lalu dimakan olehnya. “Enak?”

Yuri mengangguk sambil tertawa kecil pada Jessica. “Enak.”

“Hahaha, I love Yuri~!” Gadis itu tanpa ragu langsung memeluknya dan mengecup bibir Yuri.

“I love you too.” Yuri membalas pelukkannya dan sesaat kemudian keduanya saling memandang satu sama lain. “Love you Sica…” bisiknya.

———

*Flashback*

“Siapa namamu?”

“Sica…”

“Sica?”

“Jessica.”

“Jessica, aku Yuri.

“Yuri?”

“Yuri.”

“Yul!”

———

Akhirnya Yuri membawa pulang Jessica ke apartemen, setelah sebelumnya mereka pergi ke kantor polisi untuk membuat laporan tentang Jessica. Yuri merasa beruntung dirinya memutuskan hidup terpisah dari kedua orang tuanya karena dia bisa merahasiakan hal ini kepada mereka.

“Ayo, masuklah.” ajak Yuri pada Jessica.

“Iya~!” Dengan langkah riang bak anak kecil, tanpa sungkan gadis itu masuk ke dalam apartemen Yuri. “Uwah~! Besar!!!” teriaknya berlarian.

“Hahaha, apa kau suka?”

Jessica pun mengangguk tanda dia senang dan kembali menelusuri ruangan yang baru pertama kali dilihatnya itu. Sementara Yuri sibuk menyiapkan kue dan susu untuk teman barunya tersebut sambil terus mengawasi Jessica.

Because you naughty, naughty, hey! Mr. Simple
Because you naughty, naughty!

Bunyi dering suara handphone Yuri yang kali ini berasal dari Taeyeon.

“Ya, Tae?”

“Yah! Kau sedang dimana Yul?! Apa kau lupa kalau sekarang ada rapat penting!” teriak Taeyeon yang langsung membuat telinga Yuri sakit.

“Argh! Iya, aku tahu! Tunggu sebentar, aku akan segera ke sana.”

“Cepat! Semua sudah hampir datang!”

“Aku mengerti.” Yuri mengakhiri obrolannya dengan sahabatnya itu. “Sica!” panggil Yuri sambil membawakan makanan untuk gadis tersebut.

“Uwah~! Makanan!” Dengan cepat Jessica menghampirinya dan melahap kue yang disediakan Yuri. “Enak!”

“Makanlah pelan-pelan. Aku akan segera kembali, kau tetaplah di sini, mengerti?” Jessica hanya mengangguk, mulutnya penuh dengan makanan. “Be a good girl.” Yuri mengecup kening gadis itu.

Kemudian Yuri beranjak dari apartemennya menuju kantor Kwon Enterprises, meski hatinya masih was-was meninggalkan Jessica seorang diri.

———

-Kwon Enterprises-

“Yuri! Cepat!”

“Iya.”

Setelah merapikan pakaiannya sebentar, Yuri segera memasuki ruangan dan memulai rapat tersebut. Sekitar sejam kemudian, rapat  pun berakhir dengan sukses.

“Selamat ya Yul!” ucap Taeyeon menjabat tangan Yuri.

“Ini juga berkat bantuanmu Taeng. Terima kasih.” balasnya.

“Ow ya, setelah ini apa kau ada acara? Bagaimana kalau kita ke klub? Yah, untuk merayakan kesuksesan kita kali ini.”

“Eng, maaf Tae. Aku tidak bisa.” Yuri kembali berbohong pada sahabatnya itu.

“Ah, aku tahu. Kau pasti ada janji dengan kekasihmu ya. Aku mengerti.” duga Taeyeon.

“Hmmm… Ya, aku ada janji dengannya. Sudah ya, aku pergi dulu. Sekali lagi thanks Taeng.” ujar Yuri yang cepat-cepat berlalu dari hadapannya.

“No problem.”

———

Di perjalanan, Yuri terus melihat ke arah jam di tangannya. Dia benar-benar khawatir dengan Jessica dan takut terjadi sesuatu pada gadis itu.

“Aku harap dia baik-baik saja.” gumam Yuri yang beberapa saat kemudian sampai.

Yuri mempercepat langkahnya bahkan berlari menuju apatermennya dan membuka kunci pintu dengan tergesa-gesa.

“Sica!” panggilnya sambil mencari keberadaan Jessica. “Sica, kau dimana?” Tidak lama, Yuri mendapati gadis tersebut tengah tertidur pulas di atas tempat tidurnya. “Di sini rupanya…” ucapnya lega.

Pelan-pelan dia pun menghampiri Jessica dan duduk di sebelahnya. Ditatapnya wajah Jessica yang tampak innocent ketika sedang tidur sambil mengelus lembut kepalanya.

“Syukurlah kau baik-baik saja.” Yuri menarik selimut miliknya untuk menutupi tubuh Jessica agar tidak kedinginan. “Selamat istirahat.”

*End of flashback*

———

“Eng~ Yuri…” desah Jessica saat merasakan Yuri menciumi lehernya. “Geli…”

Namun rupanya suara Jessica desahan tambah membuatnya makin bernafsu untuk menjelajahi bagian lain tubuh gadis mungil itu.

“Ahhh…”

“Sica…”

Lalu dia pun kembali mencium bibir Jessica yang awalnya dilakukan dengan lembut namun perlahan-lahan menjadi dalam sambil terus merapatkan tubuh Jessica ke pelukkannya.

“Hinggg…” pekik Jessica yang tersentak karena Yuri menyentuh daerah sensitifnya. “Yu…Yuriii…Ahhh…”

“Ya?” goda Yuri berbisik. Tangannya ternyata tengah berada di paha Jessica dan bergantian memijat lembut milik gadis tersebut. Hingga akhirnya Jessica pun mengeluarkan cairannya.

“Yuriii…”

“Hmm?” Mendapati Jessica sudah mulai terangsang, pelan-pelan Yuri memasukan satu jarinya ke dalam Jessica.

“Ahhhh… Yuuu… Riii…” Dia mulai menikmati apa yang sedang dilakukan Yuri yang kemudian memasukan satu lagi jarinya dan menyebabkan Jessica mengerang.

Sambil memainkan kedua jarinya, Yuri kembali menciumi bibir Jessica yang basah hingga akhirnya gadis itu pun mencapai klimaksnya.

Meski keduanya masih terlihat lelah, Yuri melanjutkan kegiatan mereka dimulai dengan menghujani Jessica dengan ciumannya yang lagi membuatnya menggeliat menahan hasrat kenikmatan dalam dirinya.

“Sica…” Yuri memcium keningnya. “Sica…” Yuri mencium kelopak matanya. “Sica…” Yuri mencium lehernya. “Sica…” Dan terus menerus mencium Jessica yang memejamkan kedua matanya.

Tidak dapat menahan dirinya lagi, Yuri memutuskan untuk melepaskan celananya dan membuka akses dari Jessica. Dengan sedikit menggesekkan ujung miliknya ke milik Jessica, menyebabkan tubuh gadis itu kembali menggeliat.

“Yuuu…Riii…”

Akhirnya dengan perlahan Yuri pun memasuki tubuh Jessica dan beberapa saat kemudian dirinya mulai menggerakan pinggangnya.

“Ahhhh… Emmm… Ssshhh… Yuriii… Ahhhh…”

“Panggil namaku Sica…” Yuri menyelaraskan ritme gerak tubuhnya dengan Jessica.

“Yuurriii… Ahhhcckk!!!!” Gadis itu kembali memekik karena Yuri berhasil menyentuh titik paling sensitifnya.

Merasa Jessica semakin menegang, Yuri mempercepat gesekannya yang tidak lama kemudian mereka bersama-sama menuju puncak kenikmatan.

“Aaaaaaaaaaaaaaaahhhh….”

“Yes! That’s it Sica!!!”

Setelah itu Yuri kembali mencium kening Jessica dan memeluknya.

“Yuri…”

“Tidurlah, kau pasti lelah.”

Jessica hanya mengangguk, dengan tubuh yang masih menyatu akhirnya mereka berdua pun tertidur sambil berpelukan.

-TBC-

Mian, cerita kali ini saya terpaksa protek. Bukan karena makin banyak silent reader, tapi karena ada nc-nya, kekeke. Finally I made it, argh!!! Mian ya reader klo ncnya kurang gimana gitu. This is my first. Yah, mesti banyak baca-baca lagi deh. Okey, how are you reader? Fine2 aja kan? Sip deh, saya udah penuhin janji saya di ff terbaru ini, kekeke. Yasu, tolong dikomen ya dan beri saya kritik & saran. Kali ini saya gak bisa lama-lama, masih shock nulisnya. Ow my gawd~! Time for me to go, bye! Love you, reader jjang! ^3^