Morning Glory [Part 10]

Alright! Finally I got back here~ Mari kita ngelanjutin ff yang semakin gak jelas ini dan makin ancur pastinya, akakakaakakk . So enjoy it! Always remember >>> NO COPAS or DIE!!!

~Morning Glory~ [part 10]

Genre: Yuri (GirlxGirl), Romance, Comedy

Cast: Yuri & Jessica (YulSic), Taeyeon, Tiffany, Sooyoung, Yoona

———

Yuri berdiri di depan kediaman keluarga Jung. Dia berdiri sambil memandangi rumah tersebut. Sudah hampir satu jam Yuri berada di tempat itu namun dia tidak peduli meski udara malam semakin dingin dan menusuk tubuhnya. Baginya yang terpenting saat ini hanya Jessica yang dia khawatirkan setelah apa yang terjadi pada mereka berdua.

“Sica…” Yuri menghela nafas.

***

Sementara itu di kamar yang hanya diterangi sebuah lampu meja, samar-samar terdengar suara tangis Jessica. Dia terus menangis hingga tanpa sadar matanya sekarang menjadi sembab.

“Yul…” isaknya.

———

Keesokkan harinya, Jessica berusaha menghindari Yuri yang tanpa diketahui olehnya Yuri terkena demam akibat apa yang dilakukannya semalam.

“Sica… Kenapa kau menghindar dariku?” tanya Yuri sambil menghalangi Jessica yang mencoba kabur.

“Lepaskan Yul! Lebih baik mulai saat ini kita putus!” bentak gadis itu pada kekasihnya.

“Ta-tapi apa alasannya???” lirih Yuri yang berusaha mengendalikan emosi selain dia merasakan tubuhnya semakin memanas.

“A-aku…” Jessica berubah gugup saat menatap wajah Yuri yang lalu sadar kalau wajah gadis tersebut sangat pucat dan nafasnya memburu. “Yu-yuri??? Kau baik-baik saja???”

“A–ku–” Yuri pun ambruk di hadapan Jessica.

“YURI!!!” teriaknya sambil menepuk-nepuk pipi Yuri sembari menyandarkan tubuh Yuri di pangkuannya. “Yuri!!! Bangun!!!” Jessica menjadi semakin panik.

Sayangnya, murid-murid yang lain hanya menyaksikan mereka tanpa mau membantu. Ya, sejak Yuri berubah dan berpacaran dengan Jessica, para fans Yuri kini berbalik membencinya.

“Yuri… Bangun…” isak Jessica yang sekuat tenaga mencoba membopong Yuri ke ruang kesehatan. Namun tidak lama kemudian para SQ lainnya pun datang untuk membantunya.

“Apa yang terjadi???” tanya Taeyeon panik.

“A-aku tidak tahu… Mendadak Yuri pingsan…” jelasnya singkat.

“Ya sudah. Sooyoung, Yoona, kalian bantu aku membawa Yuri ke UKS.” perintah sang leader.

“Baik!” ucap keduanya berbarengan.

Sementara para SQ sibuk membopong Yuri ke ruang kesehatan, Tiffany yang juga berada di tempat itu kini berusaha menenangkan Jessica.

“Sudahlah, jangan menangis.” ucap gadis ber-eye-smile itu lembut. “Ini, hapus air matamu.” Dia menyodorkan sehelai tisu pada Jessica yang sudah mulai tenang.

“Terima kasih…”

“Sama-sama.” balas Tiffany tersenyum.

———

“Sica… Jessica…” igau Yuri yang masih belum sadarkan diri. Keringat dingin mengucur dari tubuh gadis itu dengan wajah yang semakin pucat. “Sooyeon…”

“Kenapa dia bisa seperti ini?” tanya Sooyoung heran.

“Apakah menyukai seseorang begitu berat?” tambah Yoona dengan raut serius yang baru kali ini diperlihatkannya.

Taeyeon hanya bisa menghela nafas mendengar pertanyaan kedua sahabatnya itu. Dia pun kembali memandang Yuri yang terbaring lemas dan berharap segera sadar.

‘Yul…’ gumamnya dalam hati. Taeyeon tahu bagaimana perasaan Yuri saat ini karena dirinya pernah merasakan hal yang sama. Tapi semuanya sekarang berakhir ketika Tiffany datang dan berhasil membuka pintu hatinya sekali lagi.

Selang beberapa menit, Jessica pun datang bersama Tiffany. Gadis berambut pirang kecoklatan itu langsung menghampiri Yuri dan memeluknya sambil menangis. Taeyeon dengan cepat mengisyaratkan yang lain untuk segera pergi meninggalkan mereka berdua.

“Yul… Maafkan aku…”

“Eng… Sica…” Yuri akhirnya sadar.

“Yuri… Kau sudah sadar???” ujar Jessica lega yang lalu dibalas Yuri dengan senyum.

“Kenapa kau menangis?” tanya Yuri lemas dan berusaha bangkit dari tempat tidur untuk merangkul Jessica. “Akh!” pekik Yuri tiba-tiba sambil memegangi kepalanya yang masih pusing.

“Yul!!!” teriak Jessica khawatir. Dia terkejut ketika menyentuh kening Yuri. “Kau tidak apa-apa??? Badanmu panas!!!”

“Ti-tidak. Aku baik-baik saja… Kau jangan khawatir…” Yuri kembali tersenyum.

“Tapi kau pa–” Tanpa ragu, Yuri menarik tubuh Jessica dan memeluknya erat.

“Kumohon jangan pergi…” bisik Yuri pelan. “Aku mencintaimu Jessica… Kumohon jangan pergi…”

“Yul… Aku tidak jadi pergi…” Mendengar perkataan tersebut, Yuri segera melepaskan Jessica dari pelukkannya. Berharap apa yang didengarnya itu benar.

“Apa maksudmu??? Kau tidak jadi pergi???” ucap Yuri tidak percaya saat melihat Jessica mengangguk. “Syukurlah!!!” sontak Yuri girang dan kembali memeluk Jessica. “Aku takut kau akan pergi…”

“Tapi…”

“Tapi apa? Katakan padaku.” Kekhawatiran seketika muncul di benak Yuri. Dia pun mempererat pelukkannya pada Jessica.

“Aku…” Yuri bisa merasakan hela nafas gadis itu terasa hangat menyentuh lehernya.

“Katakan…” Sejenak suasana ruangan menjadi hening. Yuri dengan sabar menunggu kata-kata keluar dari mulut Jessica.

“Aku… Aku dijodohkan Yul…” Hati Yuri sekejap bagai tertusuk seribu jarum saat mendengar pernyataan tersebut. Namun dia berusaha tampak tegar di hadapan kekasihnya. “Apa yang harus aku lakukan…” Jessica balik bertanya pada Yuri. Yang bisa dilakukan Yuri pertama kali adalah menenangkan Jessica. Dia tahu betapa beratnya beban di hati Jessica. Yuri hanya bisa mengelus punggung gadis itu yang sedang menangis dipelukkannya. “Apa yang harus aku lakukan…” Jessica mengulang kata-katanya. “Aku tidak mau Yul…”

Yuri sendiri tidak habis pikir kenapa selalu di saat dirinya telah menemukan sosok yang benar-benar dia cintai, halangan justru datang tanpa henti.

“Tenanglah…” bisik Yuri lembut. “Tenang… Sica…” Suasana kembali hening yang ada kini hanyalah kesunyian dan isak tangis dari gadis yang ada dipelukkannya.

‘God… I love her…’

———

Sepeninggal mereka dari ruang kesehatan, Sooyoung dan Yoona memilih pergi ke kantin untuk mengisi perut. Sementara Taeyeon dan Tiffany menuju taman belakang sekolah, tempat dimana biasa mereka bertemu.

“Aku harap Yuri baik-baik saja.” kata Tiffany memulai pembicaraan.

“Jangan khawatir, Yul itu orang yang kuat. Meski aku jauh lebih kuat dibanding dia, hehehe.” canda Taeyeon sambil menggenggam tangan Tiffany.

“Masa? Aku tidak percaya.” ujar gadis ber-eye-smile itu menggoda Taeyeon dengan nada ragu.

“Kau tidak percaya? Mau bukti?” Tifanny menaikkan sebelah alisnya tanda tidak percaya. “Kemari.” Dengan cepat Taeyeon menarik tubuh Tiffany dan memeluknya.

“Yah! Lepaskan aku!” pekik Tiffany terkejut dan berusaha melepaskan diri. Namun sayang, Taeyeon jauh lebih kuat dari apa yang dia duga.

“Bagaimana?” ucap Taeyeon menyeringai puas. “Aku kuatkan?”

“Ya, kau kuat. Sekarang lepaskan aku.”

“Tidak mau.” goda Taeyeon nakal dan malah makin memeluk Tiffany.

“Yah! Tae—”

“Thank you…” Sejenak mereka berdua terdiam.

“You’re welcome Tae.”

———

Hari itu juga Yoona tampak berbeda dari biasanya. Hal ini dirasakan oleh Sooyoung yang sedari tadi merasakan gelagat aneh dari gadis tersebut. Yoona yang biasanya sibuk memainkan PSP, sekarang hanya sibuk memandangi ponselnya seperti sedang menunggu panggilan dari seseorang.

“Yoona, kau kenapa?” tanya Sooyoung sambil melahap makanannya. “Kau sakit?”

“Tidak unnie… Aku hanya—”

I’m a lazy girl
Yeah, yeah I’m a lazy girl
I’m a lazy girl

Suara telepon milik Yoona berbunyi. Raut keceriaan terpancar jelas dari wajahnya. “Maaf unnie, aku mau jawab telepon dulu.” Dengan cepat dia pun berlalu dari hadapan Sooyoung tanpa memberi gadis yang lebih tua tersebut kesempatan berbicara.

“Aish! Ada apa dengan semua orang hari ini?” gumamnya seorang diri dan kembali mengunyah makanannya.

Sooyoung yang asik dengan dunianya itu tidak menyadari kehadiran seseorang yang telah berdiri di sampingnya, sosok gadis berperawakan kecil.

“Ma-maaf…” ucapnya pelan namun berhasil membuat sang shikshin terkejut.

“Aigooo!” pekik Sooyoung. “Kau membuatku kaget tahu!!!” bentaknya kesal.

“Ini!!!” Gadis tersebut langsung kabur setelah memberikan sebuah surat padanya.

“Hei!” Sooyoung mencoba memanggilnya namun sia-sia. “Ini apa?”

———

Tanpa terasa hari sudah mulai gelap bagi Jessica yang memutuskan tetap menjaga Yuri setelah dia diizinkan pulang lebih awal. Ini pertama kalinya Jessica menginjakkan kaki di rumah kekasihnya itu yang ternyata baru dia ketahui bahwa Yuri tinggal sendirian di tempat yang cukup besar tersebut.

“Sica, kau pulanglah…” kata Yuri yang masih sedikit lemas. Sayang, Jessica tidak bergemi dan terus duduk sambil memandangi wajah Yuri. “Sica…” Meski senang dengan keberadaan Jessica di rumahnya, tapi Yuri tidak ingin membuat kekasihnya itu khawatir dengan keadaannya.

Jessica membalas dengan menggelengkan kepalanya. “Tidak. Aku mau tetap di sini.” tegasnya lagi.

“Tapi bagaimana nan—” Kata-kata Yuri terpotong oleh kecupan dari Jessica yang mendarat di bibirnya. “Eng~” desah Yuri menikmati ciuman tersebut yang semakin lama semakin dalam hingga terpaksa diakhiri untuk bernafas. Lalu Yuri menempelkan keningnya di kening Jessica. “Sica…”

“Aku tidak mau…”

“Tapi Sica…”

“Aku tidak mau Yul! Jangan paksa aku!!!” Kini giliran Jessica yang memeluk Yuri dan membenamkan kepalanya dalam dekapan gadis itu hingga dia bisa mendengar dengan jelas detak jantung Yuri yang berdetak kencang. “Kumohon izinkan aku tetap di sampingmu Yul…”

“Baiklah kalau itu maumu…” ujar Yuri mengalah karena bagaimana pun dia tidak bisa mengalahkan sang ice princess tercinta. “Jadi kau mau di sini menjagaku?

“Iya.”

“Benarkah?”

“Iya.”

“Bersamaku.”

“Iya.”

“Di sampingku.”

“Iya.”

“Tidur denganku.”

“Iya……… APAAAAA???” sentak Jessica seketika terkejut dengan apa yang dikatakan kekasihnya itu dan langsung mendorong jatuh Yuri.

“Aish! Sakit tahu!” erangnya sambil tersenyum nakal. “Kenapa?” tanya Yuri menggoda Jessica.

“…” Gadis itu terdiam. Yuri kembali tersenyum melihat reaksinya.

Di mata Yuri, walau pun seorang Jessica menyandang predikat sebagai ice princess tapi tetap saja dia adalah gadis biasa yang polos dan ini merupakan salah satu sisi lainnya yang membuat Yuri semakin jatuh cinta pada Jessica.

“Sica?”

“…” Melihat Jessica masih duduk diam dan terpaku, Yuri pun mulai panik.

“Yah! Sica!” ucapnya sambil memegangi pipi Jessica dengan kedua tangannya. “Tenanglah. Aku cuma bercanda…”

“Ka-kau…” Jessica hanya bisa menghela nafas atas pengakuan Yuri. “Kau… bercanda???” tanyanya memastikan.

“Iya, aku tidak sungguh-sungguh. Aku tidak akan memaksa jika memang kau belum siap melakukannya.” Tidak butuh waktu lama, Jessica kembali memeluk Yuri.

“Tapi aku ingin…” bisik Jessica pelan namun terdengar jelas oleh Yuri.

“Apa???” Kini giliran dia yang terkejut mendengar perkataan kekasihnya itu.

“Kenapa?” Dengan wajah cemberut tapi terkesan imut Jessica memandang Yuri. “Kau tidak mau?” Yuri hanya diam. “Ya sudah kalau begitu!” Jessica pun beranjak dari duduknya.

“Ya-yah! Tu-tunggu—” Yuri berupaya bangkit untuk menghalangi Jessica. Sayang, di saat dirinya bangkit, kepala Yuri mendadak kembali pusing dan jatuh menimpa tubuh gadis yang ada di hadapannya.

“Yu–Yuri!!!” pekik Jessica khawatir. Kini Yuri tepat menimpa tubuhnya. Dia pun bisa merasakan suhu tubuh Yuri yang semakin memanas. “Yul! Kau tidak apa-apa???”

“Hmm… Jangan pergi…”

———

Mr. Jung mulai tampak gelisah karena sedari tadi Jessica tidak juga kunjung pulang dari sekolahnya. Ada hal penting yang ingin disampaikan olehnya kepada putri sulungnya itu.

“Kemana anak itu?” ujar pria paruh baya tersebut sambil sesekali menatap jam dinding. “Biasanya jam segini dia sudah kembali.” Sudah berkali-kali Mr. Jung mencoba menghubungi ponselnya namun Jessica tidak bisa dihubungi. “Padahal ada berita baik yang ingin aku ceritakan padanya…” Pria itu menghela nafas ketika mengingat apa yang telah terjadi. “Kwon Yuri…”

———

*Flashback*

Seperti yang telah disepakati sebelumnya, hari ini Mr. Jung kembali berjanji untuk bertemu dengan Mr. Kwon dalam rangka membahas kerja sama sekaligus rencana perjodohan kedua anak mereka. Semuanya berjalan lancar hingga sesuatu mengejutkan Mr. Jung.

“Tuan Jung, apa Anda ingin melihat rupa anak saya? Kebetulan saya punya salah satu fotonya.” ucap Mr. Kwon menawarkan diri dan tentu saja disambut baik oleh Mr. Jung yang memang penasaran dengan rupa calon menantunya itu.

“Ow ya? Boleh saya lihatnya?” Mr. Kwon tanpa ragu memberikan foto anaknya. Reaksi keterkejutan langsung tampak pada wajah Mr. Jung. “Di-dia..”

“Namanya Kwon Yuri.”

“Kwon… Yu..Ri…” Mr. Jung pun segera teringat dengan kejadian semalam dimana dia telah salah paham memarahi kekasih anaknya yang ternyata merupakan orang yang sama dengan yang ada di foto tersebut. ‘Jadi dia Kwon Yuri? Kenapa Jessica tidak menceritakan apa-apa? Astaga! Aku telah berbuat kesalahan fatal!’ gumamnya dalam hati.

“Tuan Jung?”

“Ya-ya?”

“Anda tidak apa-apa?”

“I-iya…”

“Apa Anda yakin?”

” Iya, saya baik-baik saja.” Mr. Jung berusaha menenangkan diri. “Anak Anda cantik tapi kalau boleh dikatakan lebih tepatnya dia ‘handsome girl’.” puji pria itu.

“Hahaha, tenang saja. Banyak yang bilang dia seperti itu kok.” balas Mr. Kwon tertawa. “Ow ya, mengenai pembicaraan kerja sama kita tadi…”

Akhirnya mereka berdua kembali ke topik pembicaraan semula setelah mengenalkan anak mereka masing-masing.

*End of flashback*

———

Begitulah apa yang terjadi dan sekarang Mr. Jung menyesal telah mengusir dan memarahi Yuri. Pria paruh baya itu hanya berharap semoga Yuri mau memaafkan dirinya atas kesalahan yang dia perbuat.

“Jessica, maafkan appa…”

———

Sementara itu, kesunyian mewarnai suasana di rumah Yuri. Saat ini posisi mereka berdua bisa dibilang tidak nyaman dimana Yuri berada di atas Jessica dan keduanya hanya saling berpandangan satu sama lain.

“Sica…” ucap Yuri memecah keheningan.

“Iya?”

“A-apa kau ya-yakin ma-mau melakukannya?” Jessica pun mengangguk dengan senyumnya yang mempesona dan ini semakin membuat jantung Yuri berdebar kencang. ‘Aigooo… Kenapa hari ini dia sangat cantik???’ teriaknya dalam hati.

“Yul?”

Sekejap Yuri tersadar dari alam pikirannya. “Ha-hah???”

“I wanna be yours…” ujar Jessica dengan nada bicara seduktif yang kemudian tanpa basa-basi menarik kerah baju Yuri dan menciumnya…

-TBC-

I’M BACK!!! Sorry, still not end yet~ Gyahahahahaahah!!! Huwah, udah hampir mau satu bulan saya hiatus~ Gak kerasa, kyknya kurang panjang liburannya. *digetok reader* Ow yeah~ My YulSic mind is growing more and more but still I’m just shipper who wanna believe that they’re real~ Even fairytales are not always ended with happy ending~ Keep stay loyal to the Royal~ ^^

Saatnya menyapa para reader! Howdy??? Hope you all are fine~ Jangan ngegalau meski banyak rumor berhembus menggoyang Royal Family, kekekekeke~ Maaf ya baru bisa ditamatin dan baru update sekarang tapi diusahain bakalan gak lama2 lagi setelah ini. Yups, thanks for my loyal reader mau pun silent reader yang udah main dan baca ff gaje ini. Spesial thanks buat para author wp lain yang telah men-support saya dan The Byun’s member yang telah rajin berdemo ria di twitter. Makasih ye~ Sip, sekian untuk kali ini. Pokoknya jeongmal gomapta buat semuanya dah!!!! Thank you~ Love you~ Reader jjang!!! ^3^

PS: Buat id yang bernama “SUNSHINER”, beritahu aku email-mu! Karna part selanjutnya sekaligus part terakhir bakalan aku PW!!! xD