You Belong To Me [Part 9]

Balik lagi dengan kelanjutan ff ini yang makin ngaco dan runyem. Jadi yg mau baca saya persilahkan~ Enjoy it! Always remember >>> NO COPAS or DIE!!!

~You Belong To Me [Part 9]~

Genre: Gender-bender, Romance, Comedy

Cast: Yuri & Jessica (YulSic), Taeyeon, Tiffany, Sunny

———

Sudah sebulan sejak pernikahan Yuri dan Jessica digelar, tapi tampaknya tidak ada perubahan signifikan dia antara mereka berdua. Pertengkaran demi pertengkaran terus saja terjadi dan ini membuat Mr. Jung benar-benar pusing. Namun meski demikian hampir semuanya dimulai oleh ulah Yuri. Entah kenapa dia senang sekali membuat Jessica emosi. Yuri mendapati hal tersebut sebagai sesuatu yang lucu.

“YAH!!! KELUAR KAU SEKARANG JUGA!!!” teriak Jessica mengusir Yuri dari kamarnya.

“Hohoho~ Kenapa Sica baby? Apa kau malu karena aku sudah melihatmu tanpa busana?” goda Yuri yang langsung terkena amukan sang istri.

“KWON YURI!!!”

“Oh gawd…” Yuri pun segera berlari menyelamatkan diri dari kejaran Jessica. Dia paham betul jika dia tertangkap maka tamatlah riwayatnya.

Kemarahan Jessica diawali oleh kejadian semalam dimana saat itu mereka berdua sama-sama mabuk dan tidak sengaja hal ‘itu’ pun terjadi.

***

*Flashback*

Malam semakin larut, dengan langkah gontai Yuri dan Jessica berjalan memasuki apartemen mereka. Ya, sejak menikah, Yuri membawa Jessica atau lebih tepatnya memaksa Jessica tinggal terpisah dari Mr. Jung dan Krystal. Selain ingin hidup mandiri, Yuri tidak mau Jessica terus bergantung kepada keluarganya. Sekarang Yuri adalah suaminya, maka dia bertanggung jawab penuh atas Jessica.

“Yuri~~~” ucap Jessica setengah sadar dan mata setengah terbuka. Keadaannya sangat mabuk setelah dia seorang diri menghabiskan sebotol Soju.

Jessica rupanya masih strees dan memutuskan untuk menghilangkan penat dengan minum-minum bersama sahabatnya, Sunny. Namun karena Jessica sudah terlalu banyak minum, akhirnya Sunny yang khawatir segera menghubungi Yuri agar menjemput Jessica. Sayang, bukannya membawa gadis itu pulang, Yuri malah ikut menemaninya minum.

“Ng?” balas Yuri singkat karena dia sendiri pun tengah mabuk namun tidak separah kondisi yang dialami Jessica. Sambil merangkul sang istri, Yuri menuju ke kamar dan dengan sekuat tenaganya dia merebahkan tubuh Jessica ke atas tempat tidur. “Tidurlah…” Namun ketika Yuri akan beranjak dari tempat itu, tiba-tiba Jessica menarik bajunya.

“Tunggu. Kau mau kemana?” tanya Jessica menghentikan langkah Yuri. Perlahan-lahan dia pun bangkit dan menghadapkan wajahnya tepat di depan wajah Yuri.

“I want you…” bisik Jessica dengan nada seduktif yang segera membangkitkan sesuatu dalam diri Yuri. Sesuatu yang biasanya bisa dia ditahan, tapi untuk kali ini pengecualian. Ciuman demi ciuman didaratkan Jessica kepada Yuri. Dia benar-benar sudah kehilangan akal sehatnya dan kini hanya nafsu yang mengendalikan seorang Jessica. Tubuh keduanya pun semakin merapat seiring Yuri membalas ciuman istrinya itu.

“Ehmmm~~~” desah Yuri sambil terus mencium Jessica lebih dalam dan menikmatinya setiap bagian dari Jessica.

Bagi Yuri, ini merupakan hal yang langka terlebih sejak dia putus dari mantan kekasihnya, Victoria 3 tahun yang lalu. Sejak itu Yuri terus menutup pintu hatinya dan tidak mengizinkan siapa pun masuk. Namun semuanya berubah ketika dia bertemu Jessica. Aneh tapi itulah yang terjadi.

“Yu~ri~enghhh~~~” Jessica ganti mendesah dengan kedua tangannya sibuk melepas pakaian Yuri.

Merasakan keadaan makin memanas, Yuri yang mengerti maksud Jessica pun ikut serta melepas pakaian gadis itu hingga mereka kini hanya mengenakan pakaian dalam masing-masing. Tangan Yuri bermain dengan lincah pada tubuh Jessica dan meraba tiap lekuknya. Selanjutnya Yuri mendorong jatuh tubuh Jessica untuk berbaring di bawah tubuhnya tanpa merusak ciuman mereka. Sejenak Yuri berhenti dan menatap keindahan daripada Jessica.

“Sica…” Pemuda tersebut tersenyum dan kembali menciumi Jessica ke seluruh pelosok tubuhnya dan sekali lagi… Jessica menikmatinya. “Aku…”

Yuri sekejap tersadar di antara nafsu yang telah membutakan pikirannya. Dia sadar jika dirinya terus melakukan hal itu sama saja dengan merusak Jessica karena mereka melakukannya tanpa dasar cinta dan Yuri tidak menginginkan itu terjadi. Maka dia pun segera bangkit dan keluar dari kamar meninggalkan Jessica yang frustasi.

“Apa yang telah kulakukan???” gumam Yuri menyesali perbuatannya akibat tidak bisa menahan diri. “Hampir saja tadi aku…”

“Yuri~~~” panggil Jessica dari dalam kamar yang kemudian diabaikan oleh Yuri.

Sejam akhirnya berlalu. Yuri kembali masuk untuk mengecek keadaan Jessica yang kini tertidur pulas. Dengan hati-hati, Yuri menyelimuti tubuhnya yang sekarang tidak terbalut apa pun. Dia dengan jelas bisa melihat semuanya dan berusaha menahan diri.

“Fokus Yuri… Fokus… Kau pasti bisa…” Yuri terus mengulangi kata-kata tersebut untuk menenangkan dirinya. “Good nite Sica baby… I love you…” ucapnya mengecup kening Jessica sebelum pada akhirnya dia memakai pakaiannnya dan beranjak keluar .

———

Sinar matahari menembus masuk dari jendela, tepat mengenai wajah Yuri yang tertidur di sofa ruang tamu. Dia pun kemudian terbangun dan berusaha membuka kedua matanya. Seketika dia teringat dengan Jessica yang langsung membuatnya bergegas menuju kamar.

“Syukurlah, ternyata dia masih tidur.” Yuri perlahan naik ke atas tempat tidur. “Seandainya saja kau tidak membenciku… Apa kau akan ingat padaku Sica?” tanyanya pelan sambil mengelus rambut Jessica.

Raut kesedihan terpancar jelas di wajah Yuri. Meski pemuda tersebut mengalami hal yang sama dengan Jessica, namun samar-samar dia bisa mengingat masa lalunya dimana Yuri sering bermimpi tentang seorang gadis kecil yang tidak lain adalah Jessica. Yuri terus memperhatikan Jessica dan sesekali mengecup wajahnya.

“Eng~~~” gumam Jessica dalam tidurnya yang kontan mengagetkan Yuri. Gadis itu rupanya bereaksi atas sentuhan Yuri dan mengganti posisinya.

“Aigooo~ Kukira dia bangun… Hampir saja…” Melihat Jessica yang belum juga sadar dari tidurnya, ide nakal pun terlintas dalam benak Yuri. Segera dia pun melepas pakaiannya dan hanya mengenakan celana boxer lalu kembali ke atas tempat tidur dan berbaring di samping Jessica. “Aku ingin tahu bagaimana Jessica setelah ini, hehehehe~”

Jessica yang menganggap Yuri sebuah bantal langsung memeluknya dan semakin erat jika Yuri bergerak. Kini tinggallah Yuri yang menjadi serba salah karena dia tidak menyangka bahwa Jessica akan demikian. Nafas hangat Jessica berhembus menyentuh kulit Yuri hingga membuat sesuatu dari dalam tubuhnya lagi-lagi bergejolak. Ditambah lagi Yuri pun bisa merasakan sesuatu yang lembut dan empuk menekan dadanya. Ya, hanya dia yang tahu apa itu.

“Hmmm~~~” Melihat Jessica sebentar lagi bangun, Yuri buru-buru menutup matanya dan berpura-pura tidur. Tidak lama, gadis itu pun sadar.

“Hai Sica baby~” sapa Yuri sambil merenggangkan badan layaknya orang sehabis bangun tidur.

Selama beberapa saat Jessica tertegun dan diam memandang kosong Yuri yang ada tepat di hadapannya. Jessica juga akhirnya menyadari kalau dia tidak mengenakan apa pun, begitu pun Yuri.

“What the… KYAAAAAAAAAAAA!!!!!!!!!!!!” pekik Jessica melengking ibarat suara seekor lumba-lumba yang memanggil seluruh pasukannya. Tidak hanya itu saja, dengan reflek Jessica menendang tubuh Yuri hingga dia terjatuh dari atas tempat tidur.

“YAH!!! HENTIKAN SUARAMU!!!” balas Yuri ikut berteriak sambil menutup rapat-rapat kedua telingannya. Sayang, Jessica terus menerus mengeluarkan ‘dolphin scream’-nya tanpa henti. “Eish!!! Tidak ada jalan lain kecuali itu!!!”

Yuri yang sudah tidak kuasa menahan suara Jessica segera bangkit kembali dan naik ke tempat tidur untuk menghentikan ulah Jessica tersebut.

“APP— Hmmmpph!!!” Yuri langsung membungkam mulut Jessica dengan miliknya. Meski awalnya Jessica menolak, tapi lambat laun yang terjadi justru sebaliknya. Dia terhanyut dalam ciuman Yuri dan menikmati setiap sentuhan Yuri di bibirnya. “Emmngg~~”

Yuri terus mencium Jessica tanpa menyadari jika mereka tidak memakai apa pun di tubuh masing-masing. Kedua tangan Jessica kini mengalung di leher Yuri sedangkan tangan Yuri menyentuh pinggulnya agar tidak ada lagi jarak di antara mereka.

“Sica~ hmmphh~~” desah Yuri dalam ciumannya.

Yuri sadar kalau dia harus mengakhiri semuanya atau dirinya benar-benar sudah akan tidak bisa lagi mengontrol pikirannya. Yuri tidak ingin apa yang dia rencanakan menjadi berantakan. Maka Yuri memutuskan untuk mengakhiri ciuman mereka.

“Ka-kau!!!” Dengan penuh amarah, Jessica mencoba menampar Yuri yang secepatnya menahan tangan gadis itu. “Lepaskan!!!” Yuri hanya menyeringai dan kemudian mendekat ke arah salah satu telinga Jessica untuk membisikkan sesuatu.

“Kau ‘hebat’ semalam…” Mendengar pernyataan Yuri, wajah Jessica seketika berubah merah seperti tomat. “Kau juga ‘liar’… I like.. no LOVE it~~~” godanya lagi dan membuat sang istri benar-benar emosi jiwa.

“Eish!!!”

“Kenapa?”

“YAH!!! KELUAR KAU SEKARANG JUGA!!!” teriak Jessica mengusir Yuri dari kamarnya.

*End of flashback*

***

Setidaknya itulah yang sebenarnya terjadi di antara Yuri dan Jessica. Namun tampaknya ulah Yuri kali ini sudah sangat keterlaluan karena membuat seorang Jessica berpikir jika mereka benar telah melakukan hal ‘itu’ dan sangat melukai harga dirinya.

“Kwon Yuri… Kau brengsek…” isak Jessica yang kini menangis.

———

Sementara itu Mr. Jung yang kini tengah berada di luar negeri kedatangan seorang tamu penting yaitu bakal calon salah satu investor sekaligus rekan bisnisnya dari Song Entertaiment.

“Maaf telah membuat anda menunggu Tuan Jung.” sapa sosok tersebut sambil berjabat tangan. “Perkenalkan, saya Victoria Song, direktur Song Entertainment.”

“Iya, silahkan duduk Nona Song.” balas Mr. Jung sopan. “Saya dengar saat ini anda sedang sibuk membuka kantor cabang Song Entertaiment yang baru, apa itu benar?” Victoria yang mendengar pertanyaan Mr. Jung pun tersenyum.

“Benar. Saya memang sudah sebulan ini sibuk mempersiapkan pembukaan kantor cabang baru Song Entertainment di Seoul.”

“Seoul? Berarti invasi kali ini adalah Korea?” tanya pria paruh baya itu agak terkejut, sekali lagi Victoria menanggapinya dengan senyum dan mengangguk.

“Ya, saya memilih Seoul sebagai cabang berikutnya karena selain mempunyai keuntungan tapi juga karena alasan pribadi.”

“Alasan…pribadi?” Mr. Jung mengerutkan sebelah alisnya. “Apa di sana ada kenangan khusus?” Untuk kali ini Victoria tidak membalas, dia hanya tertunduk dan sekilas rautnya tampak sedih. “Ah! Maaf kalau pertanyaanku menyinggung privasi anda Nona Song.” ucapnya meminta maaf.

“Tidak… Tidak apa-apa Tuan Jung… Itu semua sudah menjadi masa lalu…”

“Um… Baiklah, kalau begitu lebih baik langsung saja kita membahas tentang kontrak kerja sama.” Mr. Jung pun mengalihkan topik pembicaraan sebelum dia benar-benar merasa bersalah pada Victoria.

“Oh… Iya…” Victoria akhirnya tersadar dan kembali fokus pada pembicaraan meski pikirannya tertuju pada sebuah nama. ‘Yuri…’ gumamnya dalam hati.

———

Seperti biasanya, Yuri bekerja di restoran milik Taeyeon. Namun kali itu dirinya dihantui rasa bersalah akibat ulahnya pada Jessica tadi pagi. Yuri merasa tidak tenang dan memutuskan untuk menemui Taeyeon di ruang kerjanya.

“Ta-tae…” Suara desahan Tiffany mendadak menghentikan langkah Yuri. “Ehm~~~”

“Eish! Apa yang sedang mereka lakukan di dalam???” keluh Yuri yang sekarang diam berdiri di depan pintu. “Bagaimana ini…”

“Akh!” Pekik jerit Tiffany yang tiba-tiba membuat Yuri terkejut.

“Yah! Pelankan sedikit suaramu Miyoung. Jangan sampai terdengar oleh yang lainnya.” ucap Taeyeon memperingatkan kekasihnya itu. “Apa masih sakit? Aku akan memperlambat gerakanku.”

“Uh uh~ harder Tae~~~” Tiffany kembali mendesah dan ini membuat Yuri semakin salah tingkah memikirkan apa yang dilakukan mereka berdua.

“Se-sedikit lagi… Ta-tahan Mi—”

“Aahhhhhh!!!” Akhirnya jeritan Tiffany mengakhiri semuanya. Beberapa saat kemudian, gadis itu keluar dari ruangan Taeyeon dan terkejut melihat Yuri berada di hadapannya. “Yu-yuwree???”

“It’s Yuri. Not Yuwree~” jawab Yuri menyeringai menatap Tiffany dan Taeyeon secara bergantian.

“Yul??? Apa yang kau lakukan di sini???” tanya Taeyeon yang tanggap membaca raut wajah sahabatnya tersebut. Dia tahu apa yang dipikirkan oleh Yuri.

“Hehehehe, memang kalian sendiri sedang apa di dalam?” goda Yuri jahil. “Aigooo~ Fany, suaramu~ ckckckckck~” Yuri makin membuat wajah Tiffany merona merah.

“Yah! Ini bukan seperti yang kau pikirkan Kwon Yul!!!” tegas Taeyeon yang juga ikut tersipu.

“Tae… Aku ke kamar dulu ya… Thanks for the massage…” pamit Tiffany meninggalkan mereka berdua.

“Massage? Maksudnya pijat???” tanya Yuri memastikan. “Jadi kalian berisik di dalam cuma karena—”

“Ya.” jawab Taeyeon dingin. “Miyoung memintaku untuk memijat pergelangan kakinya karena kemarin dia terjatuh dan akibatnya dia terkilir. Kau bisa lihat dari cara dia berjalan.” Dia menunjuk pandangan Yuri ke arah Tiffany yang berjalan agak pincang. “Kau puas?”

“Ah… Maafkan aku Taeng… Aku tidak tahu. Aku kira kalian… Hehehehe~”

“Aku tahu maksudmu Yul, tapi aku dan Miyoung sepakat untuk tidak melakukan hal itu sebelum kami resmi menikah.” tegas Taeyeon lagi. “Lalu kau sendiri ada apa mencariku?”

“Hampir saja aku lupa!” Yuri pun tersadar dan ingat jika dia ingin menyampaikan sesuatu kepada Taeyeon. “Ada yang ingin kubicarakan mengenai Sica…”

———

Jessica duduk termenung dengan pandangan kosong selama jam kuliah berlangsung. Meski dia bersikap demikian, tapi tidak seorang dosen pun berani menegurnya karena status seorang Jung. Sunny yang sedari tadi memperhatikan kelakuan Jessica memutuskan datang menghampirinya. Walau dia sendiri agak sedikit takut dengan Jessica.

“Sica, apa kau sakit?” tanya Sunny cemas. “Ini pasti akibat kau mabuk semalam. Kan sudah kubilang ja—” Belum sempat Sunny melanjutkan kata-katanya, Jessica sudah terlebih dulu menatapnya tajam.

“Tinggalkan aku…” potong Jessica sinis. Sekejap aura dingin dan menakutkan menyelimuti sekeliling Jessica yang menandakan HellSica akan segera muncul.

“Si-sica…” Sunny tersentak ketakutan. Gadis malang itu berupaya menenangkan Jessica namun yang terjadi justru sebaliknya, dia yang harus menenangkan diri.

“Lee Sunkyu… You wanna die?”

“Ti-tidak…”

“Kalau begitu lebih baik kau pergi sekarang juga dari hadapanku.”

Sunny tahu jika Jessica mulai memanggilnya dengan nama asli itu berarti saat ini dia sedang sangat emosi. Tanpa disadari, seseorang berjalan ke arah mereka berdua. Orang yang tidak asing lagi bagi Jessica dan Sunny.

“Sica, apa aku boleh berbicara denganmu sebentar?” tanya sosok yang membuat kedua gadis itu terkejut.

“Donghae-oppa…”

———

“JADI KAU MELAKUKANNNYA???!!!” teriak Taeyeon lantang setelah Yuri menceritakan masalahnya termasuk perbuatannya kepada Jessica tadi pagi. “KAU GILA KWON YURI!!!”

“Aku tahu aku keterlaluan Taeng… Tapi…” ucap Yuri membela diri.

“Tapi apa?! Apa kau tidak memikirkan bagaimana perasaan Jessica seandainya dia percaya dengan apa yang terjadi???”

“Taeng… Apa yang harus aku lakukan?”

“Eish! Pikirkan sendiri akibat dari ulahmu itu! Aku tidak ikut campur dalam hal ini!!!”

“Kumohon Taeng… Bantu aku menjelaskan semuanya pada Sica…” pinta Yuri dengan wajah pucat. “Aku tidak ingin ada salah paham dan apa yang terjadi semua hanya lelucon….”

“Lelucon katamu? Apa kau kira berpura-pura telah ‘make love’ dengannya itu lucu???” Yuri tidak menjawab karena batinnya semakin dipenuhi rasa bersalah. “Kau tahu sendiri bagaimana tabiat Jessica Jung yang amat sangat membencimu, terlebih sekarang dia pasti benar-benar marah karena menganggap kau telah merebut—”

“AKU TAHU!!!” Kini giliran Yuri yang berteriak. Dia sudah tidak tahan terus di pojokan oleh Taeyeon. “Aku tahu Taeng… Yang aku perlukan sekarang hanyalah solusi…”

“Baiklah, aku akan membantumu… Tapi ingat, ini yang terakhir kalinya!” ucap Taeyeon menghela nafas saat melihat Yuri yang kini putus asa. Dengan terpaksa akhirnya dia membantu Yuri untuk menjelaskan semuanya kepada Jessica.

———

Jam kerja Yuri pun usai, dia dan Taeyeon bergegas menuju ke apartemen Yuri untuk menemui Jessica guna menjelaskan apa yang terjadi. Dalam perjalanan, Yuri menjadi amat gugup dan takut pada Jessica. Dia tidak bisa membayangkan apa reaksi Jessica jika tahu hal tersebut hanya leluconnya semata.

“Yul… Kita sudah sampai.” Perkataan Taeyeon menyadarkan lamunan Yuri.

“Eh? I-iya…” Mereka berdua pun turun dari dalam mobil setelah Taeyeon memarkir tidak jauh dari tempat itu. Yuri tempaknya tidak sabar dan mempercepat langkahnya menuju pintu apartemen.

“Yah! Yul! Tunggu aku!!!” Sayang, panggilan Taeyeon diabaikan oleh Yuri karena dia terfokus pada Jessica. “Dasar anak itu…”

Tibalah Yuri di tempat tujuan. Namun ketika dia membuka pintu, Yuri tercengang menyaksikan apa yang terjadi di hadapannya. Sekejap tubuhnya mematung kala melihat Jessica sedang asyik berciuman dengan seorang pria yang tidak lain adalah mantan kekasih istrinya, Lee Donghae.

“Sica…”

“Yul! Kenapa kau— Oh my GOD!!!” Taeyeon tidak kalah terkejut melihat pemandangan yang disaksikan Yuri.

Jessica sendiri sadar kalau Yuri dan Taeyeon melihat adegannya. Kemudian dia mengakhiri ciumannya dengan Donghae dan menghampiri mereka.

“Aku dan Donghae-oppa mulai sekarang resmi kembali berpacaran.”

-TBC-

AHIHIHIHIHIHI~~~~ SAYA STREEEEZZZZZZZZZ!!!! YURI-AH!!! MAAFKAN AKU!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! Wokeh, cukup kelebayan saya kali ini. No comment karena saya bingung mau nulis apa~~~ Yasu, thanks buat loyal readers yang udah setiap berkunjung ke wp edan nan ajaib ini, buat SR juga krna udah naikin jumlah pengunjung, ekekekekeekek. Masih jadi silent author, jadi mohon maaf karna belum biasa balas komen kalian tapi tetep saya suka dikomen. That all~ Oh ya, sempet kesel juga siy lantaran pas lagi nulis part ini tiba2 mati listrik and you know what??? My post is gone!!! Mana belum ke-save lagi… Alhasil nulis dari ulang deh~~~ Alright! See you again and love you all~~~ My readers are JJANG!!! ^3^~~~ ❤